Pandemi adalah sebuah epidemi yang telah menyebar ke beberapa negara atau benua, dan umumnya menjangkiti banyak orang. Sementara, epidemi merupakan istilah yang digunakan untuk peningkatan jumlah kasus penyakit secara tiba-tiba pada suatu populasi di area tertentu. Istilah pandemi tidak digunakan untuk menunjukkan tingkat keparahan suatu penyakit, melainkan hanya tingkat penyebarannya saja. Dalam kasus saat ini, COVID-19 menjadi pandemi pertama yang disebabkan oleh virus corona.
Pandemi virus corona saat ini sangat memberikan dampak yang sangat ekstrim di berbagai aspek kehidupan, diantaranya pada paradigma pendidikan. Masa pandemi virus corona saat ini memberikan pergeseran pola mengajar guru, yang pada mulanya bertatap muka langsung, namun dengan kondisi masa pandemi ini mengharuskan guru dan peserta didik untuk tidak mengadakan kegiatan pembelajaran secara langsung atau tatap muka, akan tetapi tetap mengadakan interaksi kegiatan belajar mengajar secara maya (virtual) dengan memanfaatkan segala teknologi saat ini. Dengan demikian guru dituntut kreativitasnya dalam menciptakan inovasi pembelajaran untuk peserta didik agar pembelajaran tetap memberikan antusiasme belajar meskipun melalui program "belajar dari rumah".
Peran keluarga untuk program "belajar dari rumah" sangat berperan penting. Keluarga sebagai pendidikan pertama dan utama bagi anak, dengan adanya musim pandemi ini akan lebih dominan, karena anak lebih banyak bersama keluarga dari pada bersama guru. Dengan kondisi seperti ini kerjasama guru, orang tua dan masyarakat sebagai tripusat pendidikan sangat dibutuhkan, agar tercipta hasil belajar yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan oleh guru. Program "belajar dari rumah" tidak hanya transfer ilmu pengetahuan saja yang dijembatani oleh peran keluarga, akan tetapi penguatan pendidikan karakter lebih penting. Penguatan pendidikan karakter di lingkungan keluarga dibawah peran keluarga akan memberikan dampak positif terhadap pembentukkan karakter anak,utamanya membangun sikap religius, mandiri, gotong royong, nasional dan integritas yang tinggi.
Inovasi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sebagai pencapaian kompetensi dituntut lebih kreatif, karena kondisi masa pandemi. Kreativitas guru dalam memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran memberikan tantangan tersendiri bagi guru. Guru harus dinamis mengikuti dan mampu menjawab kebutuhan urgensi pendidikan yang tepat untuk peserta didik di masa pandemi. Pembelajaran tetap dilaksanakan namun tetap memperhatikan aturan aturan protokol kesehatan masa pandemi, salah satunya tidak bertatap muka. Oleh karena itu pembelajaran maya (virtual learning) lebih berperan penting. Dengan dikolaborasikan dengan model e-learning, kegiatan pembelajaran diharapkan dapat maksimal sehingga memberikan dapat positif kepada peserta didik, baik perubahan dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Menurut Dr. Sandi Budi Ariawan, M.Pd, salah satu nara sumber Webinar Kesharlindung Kemdikbud, pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mengandung poin- poin penting, diantaranya : kompetensi terkuasai dan tujuan pembelajaran tercapai, pembalikan makna belajar mellaui learning by doing, interaksi memperkuat kompetensi, pembelajaran berpusat pada siswa, membangun kemandirian dan belajar sepanjang hayat.
Pembelajaran semasa pandemi memberikan rambu - rambu :
1. Self directed learning (pembelajaran secara mandiri dan langsung)
2. Multi sources (Melalui berbagai sumber belajar)
3. Life Long Learning (Belajar sepanjang hayat)
4. ICT Based Learning ( Pembelajaran berbasis Teknologi )
5. Adaptive Learning ( Pembelajaran yang adaptif)
6. Distance Learning ( pembelajaran jarak jauh)
Bentuk Inovasi guru dimasa pandemi :
1. Pembelajaran berbasis TIK
2. Penguatan hubungan keluarga dan siswa
3. Belajar berorientasi pada budi pekerti
4. Belajar bagaimana mengatur waktu belajar
5. Mengadakan evaluasi dan tindak lanjut terhadap data kemajuan belajar siswa
Rekomendasi pembelajaran saat pandemi :
1. Guru dan siswa sebagai subjek pendidikan
2. Teknologi dan materi pembelajaran sebagai alat
3. Peran keluarga lebih dominan
4. Orientasi pembelajaran ke arah kecakapan hidup siswa
5. penggunaan TIK harus selalu didampingi