Tampilkan postingan dengan label JURNAL ARTIKEL. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label JURNAL ARTIKEL. Tampilkan semua postingan

Senin, 01 Juli 2024

Implementasi Media Loose Parts Pada Pendidikan Anak Usia Dini

 


Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi media loose parts pada pembelajaran PAUD. Metode penelitian ini menggunakan metode studi literatur yaitu mengkaji berbagai sumber terkait implementasi media loose parts pada pembelajaran PAUD kemudian dianalisis  sehingga menghasilkan sebuah hasil penelitian yaitu kajian teoritis. Sumber data yang digunakan adalah beberapa artikel jurnal ilmiah terkait media loose parts di PAUD, teknik analisis data yang digunakan adalah teknis analisis berbasis kajian studi literatur. Hasil penelitian yang dihasilkan adalah kajian teori terkait media loose parts di pembelajaran PAUD. Media loose parts sangat memberikan dampak positif terhadap pembelajaran di PAUD karena sifatnya yang longgar dan mudah didapatkan di lingkungan sekitar serta ragamnya yang banyak sehingga memudahkan guru untuk menyediakannya untuk media belajar siswa. Media loose parts memberikan inovasi baru dalam pembelajaran di PAUD karena dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa, baik keterampilan berpikir kritis,  keterampmpilan berpikir kreatif. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian studi literatur ini adalah media loose parts sangat direkomendasikan untuk pembelajaran PAUD karena sifatnya yang longgar, mudah didapat dan banyak ragamnya.

Kata kunci: media loose parts, pembelajaran PAUD


LINK ALAMAT JURNAL


Minggu, 21 Januari 2024

Teknologi Digital Dalam Pendidikan


Pembangunan berkelanjutan mencakup kesejahteraan sosial, yang bergantung pada pendidikan. Teknologi informasi telah muncul untuk menyebarkan pengetahuan bersama dan merupakan kekuatan pendorong utama di balik reformasi pendidikan. Pengenalan alat pembelajaran berbantuan teknologi baru seperti perangkat seluler, smartboard, MOOC, tablet, laptop, simulasi, visualisasi dinamis, dan laboratorium virtual telah mengubah pendidikan di sekolah dan institusi. Internet of Things (IoT) terbukti menjadi salah satu metode yang paling hemat biaya untuk mendidik otak muda. Ini juga merupakan mekanisme ro-bust untuk mengintegrasikan pengalaman belajar kelas dunia untuk semua orang. Bisnis teknologi pendidikan terus tergoda untuk menciptakan solusi baru untuk memperluas akses ke pendidikan bagi individu yang tidak dapat memperoleh fasilitas pendidikan yang memadai. Media sosial sebagai alat pembelajaran telah berkembang pesat. Sejumlah besar pengajar dan siswa menggunakan media sosial sebagai elemen penting dari keseluruhan pengalaman e-learning. Ini adalah tempat penting untuk bertukar informasi tentang topik-topik penting akhir-akhir ini. Selain kemampuan untuk mengkomunikasikan informasi di mana saja, kapan saja, situs media sosial juga fantastis sumber menghasilkan jaringan, kemungkinan untuk membangun kegiatan sosial dan mungkin pekerjaan baru.

Instruksi kelas tradisional gagal menyediakan lingkungan belajar yang rapi, evaluasi yang lebih cepat, dan lebih banyak keterlibatan. Sebaliknya, alat dan teknologi pembelajaran digital mengisi kekosongan ini. Beberapa efisiensi yang diberikan teknologi semacam itu tidak tertandingi oleh metodologi pembelajaran tradisional. Dengan smartphone dan perangkat teknologi nirkabel lainnya menjadi populer di kalangan masyarakat umum, masuk akal jika sekolah dan lembaga pendidikan memanfaatkannya secara efisien dengan menempatkan teknologi di kelas. Memang, kemampuan beradaptasi teknologi saat ini dan karakter non-intrusif membuat pembelajaran lebih menarik bagi generasi berikutnya. Namun, ini mungkin merupakan teknologi yang tangguh untuk dikelola pada awalnya karena instruktur tradisional ragu-ragu untuk memasukkan teknologi dan gadget kontemporer di sekolah, melihatnya sebagai gangguan daripada bantuan pembelajaran yang cerdas. Kalender kelas online, di mana kami dapat menampilkan jadwal kelas, jadwal tugas, kunjungan lapangan, acara pembicara, jadwal ujian, atau liburan semester, akan membantu siswa merencanakannya dengan tepat. Sistem respons siswa, seperti smartphone dan perangkat clicker, menyediakan layanan yang cepat dan  tepat.  Teknik mudah bagi guru untuk menentukan pembelajaran siswa dari konten yang dikirim sebelumnya dengan cepat dan apakah diperlukan penjelasan lebih lanjut.  Pandemi COVID-19, lockdown, dan karantina adalah tiga konsep yang baru-baru ini memasuki leksikon kami. Orang-orang di seluruh dunia sadar akan bencana yang disebabkan oleh epidemi virus corona. Dalam krisis ini, teknologi digital setidaknya menjaga sistem pendidikan tetap bertahan. Siswa belajar dari kenyamanan rumah mereka sendiri. Mengintegrasikan teknologi ke dalam pendidikan memberi siswa pengalaman belajar yang menarik, memungkinkan mereka untuk tetap lebih tertarik pada subjek tanpa terganggu. Penggunaan proyektor, komputasi, dan peralatan teknis mutakhir lainnya di kelas dapat membuat belajar menarik dan menghibur bagi siswa. Pembelajaran siswa dapat menjadi lebih dinamis dan menarik dengan menetapkan tugas di kelas yang menggabungkan sumber daya teknologi, presentasi lisan, dan partisipasi kelompok. Partisipasi dapat melampaui komunikasi verbal juga. Dari dampak lingkungan dari penggunaan lebih sedikit kertas untuk selebaran dan buku hingga penghematan waktu dan kenyamanan penelitian, pembelajaran digital adalah cara yang bagus untuk memotong biaya, memanfaatkan sumber daya dengan lebih baik, mempromosikan ketegangan, dan memperluas jangkauan dan dampak bagi siswa dan pengajar. Teknologi meresap dan terjalin dalam banyak aspek kehidupan modern dan masyarakat. Revolusi digital yang sedang melanda dunia sudah mulai menyusup ke ranah pendidikan. Ini dengan cepat mengubah cara siswa belajar, dan sebagai hasilnya, teknologi diharapkan dapat meningkatkan wajah pendidikan dengan membuatnya lebih murah dan mudah diakses. Makalah ini singkat tentang aplikasi teknologi digital dalam pendidikan. Tiga bagian berikutnya membahas kebutuhan teknologi digital dalam pendidikan dan penjelasan singkat tentang ruang kelas Digital dan aplikasi teknologi digital dalam pendidikan.




Minggu, 16 Oktober 2022

Memberdayakan Media Ispring Suit Berbasis Mobile Learning Dalam Pembelajaran Matematika

 


Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan media Ispring Suite berbasis mobile learning untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran matematika khususnya siswa kelas 3 sekolah dasar.  Media Ispring Suit adalah media perangkat lunak (software) yang terintergrasi dalam menu power point. Hasil media Ispring Suit yang dihasilkan dapat dioperasikan dengan menggunakan android sehingga dalam implementasinya menggunakan sintaks pembelajaran mobile learning. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif diskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan portofolio. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 3 SD Negeri Laweyan No.54 Kota Surakarta. Hasil penelitian ini memberikan diskripsi bahwa penggunaan media Ispring Suit berbasis mobile learning dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penilaian proses keterampilan berpikir kritis siswa kelas 3 khususnya pada pembelajaran matematika meningkat dari rata – rata 71,55 menjadi 83,55. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media Ispring Suite berbasis mobile learning pada pembelajaran matematika kelas 3 sekolah dasar memberikan dampak positif terhadap keterampilan berpikir krisis siswa yang akhirnya juga berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.

Kata kunci: Media Ispring Suite, Mobile Learning, Pembelajaran Matematika






👉👉👉LINK ARTIKEL JURNAL ðŸ‘ˆðŸ‘ˆðŸ‘ˆ

Selasa, 22 Februari 2022

MEDIA SI PAGAR AIR HASIL PRAKTIK BAIK SELAMA PTMT SUKSES PUBLIKASI DI JURNAL BER INDEX SINTA 4

 


MEDIA SI PAGAR AIR merupakan media buatan kreatifitas guru untuk mengenalkan kepada siswa bagaimana terjadinya perubahan benda padat, gas dan cair. Media ini telah dipraktikan guru bersama siswa di kelas selama BDR (Belajar Dari Rumah) dan selama PTMT (Pembelajaran Tatap Muka Terbatas) selama musim Pandemi ini. Dengan media Si Pagar Air ini, tidak hanya memberikan manfaat bagi siswa, akan tetapi memberikan manfaat bagi guru. Dengan membuat laporan tertulis hasil praktik baik bersama siswa, dapat digunakan guru sebagai bahan laporan PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) bagi guru yang nantinya dapat digunakan guru untuk keperluan administrasi dalam memenuhi administrasi kenaikan tingkat guru. Mengingat sesuai Buku 4 PKB, guru diwajibkan membuat laporan karya inovasi, baik berupa laporan praktik baik maupun laporan hasil publikasi ilmiah. 


Sabtu, 09 Oktober 2021

BERDEDIKASI DENGAN PUBLIKASI MELALUI HASIL GIAT BDR MEMBERDAYAKAN MEDIA SEESAW CLASS


Masa Pandemi Covid -19 menjadikan Guru harus lebih kreatif dalam menciptakan suasana belajar dalam konsep Pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ) atau Belajar Dari Rumah (BDR). Media Seesaw Class adalah salah satu platform berbasis Learning Management Sistem (LMS) yang dapat diberdayakan guru dalam mengelola pembelajaran saat kegiatan PJJ atau BDR.

Berikut hasil giat BDR dengan memberdayakan media Seesaw Class dalam pembelajaran tematik di kelas 3 SD. 


Senin, 31 Mei 2021

MEDIA TAKTIK BUTARNA ANTARKAN SEBAGAI FINALIS LOMBA INOVASI PEMBELAJARAN DAN TEMBUS JURNAL INTERNASIONAL

 





Media Tak Tik Butarna merupakan media inovasi pembelajaran hasil kreativitas guru kelas tematik, dimana media Tak Tik Butarna merupakan akronim dari media otak atik bangun datar warna. Media Tak Tik Butarna  dalam implementasinya dapat digunakan di semua tema yang ada di kelas 1. Unsur – Unsur yang di otak atik dalam materi ini adalah muatan pelajaran yang ada pada setiap tema, baik muatan pelajaran PPKN, Bahasa Indonesia, Matematika, serta SBDP. Kesimpulannya media Tak Tik Butarna dapat diimplementasi di semua tema yang ada di kelas tematik.




UNDUH DISINI 👉artikel publish

Rabu, 09 September 2020

Nabung Karya, Antarkan Menjadi Nominasi Peserta Lomba

 



Sudah menjadi agenda tahunan Kemdikbud menghelat berbagai kegiatan perlombaan demi memacu kreasi dan inovasi setiap insan pendidikan Indonesia. Salah satu agenda tahunan itu Lomba Foto dan Artikel Jurnalistik KEMDIKBUD 2020. Alhamdulilah pada tahun ini ada kesempatan bisa mengikuti agenda tahunan bergengsi ini, dan pada akhirnya terpilih sebagai nominasi peserta. Terimakasih kami ucapkan kepada semua yang telah memberikan motivasi kepada kami, Terimakasih kami ucapkan pula kepada Majalah Inspirasi Pendidikan yang telah memberi wahana kepada kami sebagai media publikasi karya kami, yang mengantarkan karya kami sebagai nominasi peserta Lomba Foto dan Artikel Jurnalistik KEMDIKBUD 2020.

Berikut artikel terpilih :


MEMBERDAYAKAN  ETNOMATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK

 

Anik Twiningsih, S.Pd.SD

anik.twin@gmail.com

SDN Laweyan No.54 Kota Surakarta

 

 Inovasi pembelajaran untuk memotivasi dan meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah hal yang sangat penting bagi seorang guru. Pembelajaran matematika yang selama ini dinilai peserta didik adalah salah satu muatan pelajaran yang sulit akan lebih mudah dipelajari dan menarik minat belajar apabila disajikan lebih unik, Salah satunya melalui pendekatan berbasis etnomatematika. Etnomatematika adalah suatu ilmu yang digunakan untuk memahami bagaimana matematika diadaptasi dari sebuah budaya. Keberadaan bentuk matematika dalam budaya lokal saat ini sering diabaikan karena sering dianggap tidak memiliki kontribusi dalam kehidupan modern. Sebaliknya, etnomatematika berkontribusi dalam pengembangan identitas individu serta pengembangan kurikulum sekolah. Etnomatematika menekankan pada faktor sosial budaya dalam proses belajar mengajar dan mengembangkan matematika serta melihat matematika sebagai praktik dan produk budaya. Hasil studi etnomatematika dapat digunakan dalam pembelajaran matematika karena etnomatematika terkait dengan budaya peserta didik dan kehidupan nyata sehingga mereka merasa terhubung dengan konteks yang dipelajari. Selain itu, memungkinkan peserta didik untuk mencapai pengetahuan yang diperlukan.

Etnomatematika memunculkan kearifan budaya sehingga mampu memotivasi peserta didik dalam pembelajaran matematika. Dalam pembelajaran matematika, terdapat beberapa kemampuan yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Diantara kemampuan matematika tersebut adalah kemampuan literasi matematika (E. Fajriyah, 2018). Pembelajaran etnomatematika bertujuan menerapkan pengalaman budaya dan praktik peserta didik, komunitas, dan masyarakat secara individu untuk menjadikan pembelajaran matematika lebih bermakna. Lebih penting lagi, etnomatematika memungkinkan peserta didik untuk memahami bahwa pengetahuan matematika tertanam dalam budaya sosial mereka. Guru perlu mengetahui etnomatematika sebagai inovasi pembelajaran matematika alternatif karena guru memainkan peran penting dalam mengembangkan inovasi pada konten dan praktik matematika di sekolah.

Pembelajaran etnomatematika dalam pelaksanaannya dapat di integrasikan dengan pembelajaran tematik di kelas. Dalam setiap pembelajaran tematik guru bisa menerapkan model pembelajaran berbasis etnomatematika dengan menghubungkan budaya lokal setempat yang dekat dengan lingkungan peserta didik. Tentu saja pembelajaran tematik yang diintegrasikan bersama etnomatematika seyogyanya disesuaikan dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang akan dicapai. Dengan demikian pembelajaran tematik akan lebih bermakna karena selain guru dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai kriteria ketuntasan minimal dilain sisi memupuk peserta didik untuk membentuk karakter serta lebih mengenal budaya lokal yang bisa punah apabila tidak dipelajari.

Pembelajaran etnomatematika selain dapat meningkatkan hasil belajar juga dapat mengembangkan pendidikan karakter yang berbasis kearifan budaya lokal. Peserta didik akan lebih mengenal kekayaan budaya daerah. Kebudayaan daerah perlu digali dan dikembangkan melalui pembelajaran yang menarik, salah satunya melalui pendekatan etnomatematika. Keberhasilan pembelajaran tematik dengan menerapkan pendekatan etnomatematika juga dapat meningkatkan kemampuan literasi matematika peserta didik, sehingga peserta didik selain belajar tentang budaya juga belajar tentang matematika. Intergrasi antara literasi budaya dan literasi matematika akan memberikan dampak positif pada hasil belajar, tidak hanya pada hasil belajar pengetahuan, namun dapat meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mempresentasikan hasil pembelajaran yang telah diperoleh melalui project pembelajaran yang diberikan oleh guru. Dan pada akhirnya peserta didik akan lebih terampil dalam berpikir baik berpikir secara kritis maupun kreatif. Kesimpulannya etnomatematika memberikan dampak positif terhadap pembelajaran tematik karena selain dapat meningkatkan literasi budaya peserta didik juga dapat meningkatkan literasi matematika peserta didik.


Minggu, 23 Februari 2020

MEDIA TAKTIK BUTARNA ANTARKAN MENJADI FINALIS INOBEL 2019



Assalamualaiukum ...Bapak Ibu Guru Penggerak ...kali ini saya ingin berbagi dengan karya Inovasi Pembelajaran saya, yang telah lolos mencapai Final Pada Perlombaan Inovasi pembelajaran Kesharlindung Kemdikbud 2019. Alhamdulilah jurnal artikel insyaallah segera terbit ...mohon doanya yaa ...

Berikut abstrak dari Best Practice Inobel saya :



PENGEMBANGAN MEDIA TAKTIK BUTARNA BERBASIS STEAM
PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 1
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN LITERASI SAINS

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah adalah  mengembangkan media belajar berbasis STEAM  (Science Technology Engenering Arts Matematic) khususnya pada pengembangan media belajar pada pembelajaran tematik kelas 1. Hasil pengembangan inovasi media belajar yang dicapai adalah sebuah karya inovasi media belajar Tak Tik Butarna berbasis (Science Technology Engenering Arts Matematic)  untuk memberdayakan keterampilan berpikir kritis dan budaya literasi sains pada peserta didik kelas I. Pendekatan yang digunakan merujuk pada pendekatan pembelajaran berbasis STEAM (Science Technology Engenering Arts Matematic) yaitu melalui sintaks menganalisis, mensintesis, membuat kesimpulan serta mengatur strategi dan taktik. Poin penting dalam karya inovasi ini adalah dampak yang dihasilkan dari pengembangan inovasi pembelajaran Tak Tik Butarna berbasis STEAM (Science Technology Engenering Arts Matematic) terhadap keterampilan berpikir kritis dan budaya literasi sains. Metodologi penelitian ini mengacu pada penelitian  dan pengembangan (Research and Development) dengan mengambil desain pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Berdasarkan hasil penelitian sebelum menggunakan media tak tik butarna berbasis STEAM diketahui  rata – rata kelas keterampilan berpikir kritis peserta didik 74,89 dan rata – rata kelas literasi sains 73,60 dan sesudah menggunakan media tak tik butarna berbasis STEAM dapat diketahui bahwa rata – rata kelas keterampilan berpikir kritis peserta didik 86,67 dan rata – rata kelas literasi sains 88,44. Hasil penelitian inovasi ini membuktikan bahwa melalui media tak tik butarna berbasis STEAM keterampilan berpikir kritis peserta didik meningkat sehingga berdampak pada literasi sains. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru dalam menciptakan inovasi media belajar baru bagi peserta didik sangat penting guna untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dan pada akhirnya berdampak positif pada hasil belajar peserta didik.


Kata kunci : Media Tak Tik Butarna Berbasis STEAM (Science Technology Engenering Arts Matematic), Keterampilan Berpikir Kritis, Literasi Sains

UNDUH DI SINI ⇓




Semoga bermanfaat ...aamiin

Rabu, 10 Oktober 2018

Hubungan Budaya Literasi , Berpikir Kritis, Dan HOTS


Kurikulum 2013 sebagai kurikulum yang bersifat dinamis, merupakan kurikulum yang senantiasa mengalami perubahan sesuai tuntutan paradigma pendidikan masa kini. Perubahan kurikulum 2013 yang senantiasa mengalami beberapa revisi dari waktu ke waktu bukanlah sebuah ketidakpastian dari program pemerintah di bidang pendidikan, namun perubahan kurikulum 2013 yang mengalami revisi dari waktu ke waktu merupakan sebuah penyempurnaan dari implementasi kurikulum 2013. Revisi kurikulum 2013 memberikan progress yang positif merupakan bukti bahwa kurikulum 2013 adalah kurikulum yang menjawab kebutuhan peserta didik masa sekarang dan disesuaikan dengan paradigma pendidikan masa kini.
Program yang menjadi aspek penyempurnaan kurikulum 2013 saat ini adalah program penguatan pendidikan karakter, penguatan literasi dan pembelajaran abad 21.  Penguatan pendidikan karakter telah tertuang pada Peraturan Presiden No. 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Penguatan lierasi melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dikembangkan berdasarkan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Budaya literasi sebagai salah satu poros tujuan pengembangan kurikulum 2013 dalam implementasinya dapat diintegrasikan melalui kegiatan pembelajaran guru di dalam kelas. Oleh sebab itu pengembangan budaya literasi dapat diimplementasikan melalui keterampilan berpikir kritis peserta didik. Keterampilan berpikir kritis peserta didik dapat dibangun melalui pembelajaran  yang bersifat kondusif yang tentunya menuntut peran aktif peserta didik. Pembelajaran berbasis HOTS(Higher Order Thinking Skills) merupakan pembelajaran yang saat ini menjadi aspek pengembangan pembelajaran kurikulum 2013, karena dalam pembelajaran HOTS (Higher Order Thinking Skills) peserta didik akan diarahkan pada keterampilan berpikir dengan jenjang melalui proses kognitif ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, evaluasi, dan kreasi.
Alur pelaksanaan kegiatan membangun budaya literasi melalui keterampilan berpikir kritis siswa berbasis  HOT (Higher Order Thinking Skills) secara praktis dapat digambar melalui gambar berikut : Kegiatan literasi dikembangkan dengan meningkatkan kemampuan literasi mata pelajaran dengan menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca disemua mata pelajaran dengan tahap – tahap : pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran. Tahap pembiasaan ini dapat dilakukan dengan kegiatan membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Tahap pengembangan dapat dilakukan dengan menyediakan beragam pengalaman membaca, kegiatan gemar membaca dan menulis, serta membaca buku pengayaan fiksi dan nonfiksi. Tahap pembelajaran dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan literasi terpadu dengan menyesuaikan tema dan mata pelajaran.
Berpikir kritis merupakan salah satu out put yang diharapkan dari kegiatan membangun budaya literasi, dengan budaya literasi diharapkan meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik sehingga membentuk karakter peserta didik yang terampil dalam memecahkan masalah serta menganalisis segala bentuk informasi yang telah didapat dari apa yang telah mereka baca atau pelajari. Pembiasaan budaya baca menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik sehingga memunculkan permasalahan yang harus dipecahkan, sehingga menuntut peserta didik memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi juga, dan pada akhirnya peranan penting HOTS (Higher Order Thinking Skills)  sangat diperlukan.
Pembelajaran dengan mengintegrasikan budaya literasi melalui keterampilan berpikir kritis siswa berbasis HOTS (higher order thinking skills) dapat diimplementasikan dalam tahap – tahap pembelajaran berlangsung. Efektifnya budaya literasi melalui budaya baca dapat diimplementasikan pada tahap kegiatan inti pembelajaran. Dalam kegiatan inti pembelajaran di kelas seorang guru dapat mengintegrasikan budaya baca dengan mengaitkan tema atau pelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran saat itu berlangsung. Budaya literasi yang terintegrasi dalam kegiatan inti pembelajaran harus mengacu pada pemecahan masalah – masalah yang berhubungan dengan pokok bahasan sehingga ada keterkaitan antara pengembangan budaya literasi dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yanga akn dicapai oleh guru.
Keterpaduan dan sinkronisasi antara kegiatan pembelajaran di kelas dengan membangun budaya literasi melalui keterampilan berpikir kritis siswa akan  berdampak positif  pada Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) peserta didik yang mampu memecahkan masalah – masalah yang bersifat HOTS (higher order thinking skills) sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) penilaian yang menjadi standar pencapaian kompetensi. 
DAFTAR PUSTAKA

Anggi Lestari, Asep Saepulrohman, Ghullam Hamdu (2017). Pengembangan Soal Tes Berbasis HOTS Pada Model Pembelajaran Latihan Penelitian Di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan, Volume 22, No. 1, Tahun 2017, hlm 9 – 17
Ari Irawan & Chatarina Febriyanto (2016). Penerapan Strategi pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika. Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 22, Nomor 1, Juni 2016, hlm 9 -17
Kemdikbud (2016). Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Jakarta : Kemdikbud
Kemdikbud (2016). Panduan Bagaimana Pendidik Dapat Menulis Soal Yang Berkriteria Untuk Berpikir Tingkat Tinggi. Jakarta : Kemdikbud
Rahayu Herawati, Rustono W.S, Ghillam Hamdu (2014). Pengembangan Asesmen HOTS Pada pembelajaran Berbasis Masalah Tema Bermain Dengan Benda – Benda Di Sekitar. Jurnal Ilmu Pendidikan,Tahun 2014, hlm 151 – 159
Riska Gantari (2016). Pembelajaran Membaca Dengan Pendekatan Proses Untuk Meningkatkan Budaya Literasi Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Guru “COPE’, No. 02/Tahun XX/Nopember 2016
Suherli Kusmana (2017). Pengembangan Literasi Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar Dan Menengah. Diagnosis-Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia, Vol.1, No.1, Februari 2017
Ucu Cahyana, Abdul Kadir, Monalisa Gherardini (2017). Relasi kemampuan Berpikir Kritis Dalam Kemampuan Literasi Sains Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Sekolah Dasar, Tahun 26 Nomor 1, Mei 2017, hlm 14 – 22
Kemdikbud.(2015). Mendikbud Luncurkan Gerakan Literasi Sekolah
Idris Apandi. (2017). Tiga Agenda Penting Implementasi Kurikulum 2013. https://www.kompasiana.com/idrisapandi/tiga-agenda-penting-implementasi-kurikulum-2013_58c84e225597733c447dcc57# di unduh di Surakarta , 10 April 2018