Keluarga adalah pendidikan pertama dan utama bagi tumbuh kembang anak
Masa 1000 hari
pertama kehidupan (HPK) merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia,
yaitu pada saat janin sampai usia 2 tahun. Pada masa inilah proses, tumbuh
kembang seorang anak dimulai. Orang tua memiliki peran penting untuk memberikan
perawatan dan pengasuhan yang berkualitas sesuai dengan tahap perkembangan
anak. Bila dalam 1000 HPK kebutuhan gizi dan stimulasi anak tidak terpenuhi,
salah satunya mengakibatkan pertumbuhan terhambat dan dapat menyebabkan
terjadinya stunting atau kerdil. Stunting atau kerdil yaitu gagal tumbuh
sebagai akibat kekurangan gizi akut. Anak yang mengalami stunting tingkat kekebalan tubuhnya terhadap penyakit rendah
akibatnya rentan terhadap penyakit degenerative dalam usia dini, resiko
memiliki kecerdasan rendah, serta produktivitas menurun.
Menurut Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, sebanyak 37% atau hampir 9 juta anak balita
di Indonesia mengalami stunting.
Indonesia adalah negara prevalensi stunting
kelima terbesar di dunia. Informasi ini sungguh memprihatinkan mengingat
Indonesia akan mendapatkan bonus demografi tahun 2045. Jika kondisi anak balita
mengalami stunting terus bertambah,
bonus yang akan didapat bukan generasi emas yang mampu menyangga ekonomi
Indonesia ke depan, tetapi menurunkan tingkat produktivitas. Untuk mengatasi
masalah tersebut, pemerintah telah membuat progress aksi lintas kementerian
atau lembaga negara terkait yang dikoordinasi oleh Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), langsung di bawah koordinasi Sekretariat
Wakil Presiden.
Pemerintah melalui
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga berupaya meningkatkan kompetensi
keluarga, utamanya orang tua melalui ranah pendidikan. Salah satu upaya
pemerintah dalam meningkatkan kompetensi keluarga dalam jalur pendidikan adalah
melalui pemberian informasi pendidikan mengenai pentingnya pengasuhan anak
sejak lahir sampai dengan usia dua tahun. Untuk itu Direktorat Pembinaan
Pendidikan Keluarga menyelenggarakan Bimbingan Teknis bagi orang tua tentang
pengasuhan anak dalam 1000 HPK. Peserta Bimtek terdiri dari berbagai stake
holder yaitu PKK, HIMPAUDI, dan dinas pendidikan setempat. Dengan adanya Bimtek
tentang pengasuhan anak dalam 1000 HPK, diharapkan mampu melakukan sosialisasi
kepada masyarakat di sekitarnya tentang stunting
dan pentingnya pendidikan keluarga di 1000 Hari Pertama Kehidupan.
Pemberdayaan keluarga
terhadap pengasuhan keluarga yang benar dalam 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan)
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan keluarga terhadap sadar gizi dengan
menerapkan prinsip gizi seimbang dan memberikan stimulai yang tepat baik saat
kehamilan sampai anak berusia 2 (dua) tahun. Pengasuhan yang benar bisa
membentuk kualitas seorang anak yang dapat dinilai dari proses tumbuh
kembangnya. Proses tumbuh kembang adalah proses yang sangat penting yang
merupakan hasil interaksi antara faktor genetik (bawaan) dan faktor lingkungan
(hasil pengasuhan). Oleh karena itu, dalam Gerakan 1000 HPK, pengasuhan sebagai
faktor “nurture” (pemeliharaan, pengasuhan) menjadi sangat penting untuk
menstimulasi dan mengintervensi faktor “nature” terlebih lagi yang beresiko,
karena pengasuhan tersebut meningkatkan ketahanan tubuh yang dapat
meminimalisir kerentanan akibat faktor bawaan.
Peranan keluarga sebagai wahana utama dalam memberikan
pengasuhan kepada anak, berperan penting untuk membangun karakter bangsa yang
mulia. Keluarga dituntut mampu menciptakan lingkungan belajar yang positif.
Bermula dari keluarga, anak akan membentuk karakternya. Keluarga utamanya memainkan
posisi penting di dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dan 8 fungsi keluarga,
mulai dari fungsi keagamaan, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi
perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi
ekonomi, serta fungsi pembinaan lingkungan. Selain itu, keluarga juga merupakan suatu sistem
pengasuhan dan pembelajaran manusia (humanizing) dengan memanfaatkan sumber
daya dari lingkungannya yang kemudian diubah untuk memenuhi kebutuhan anggota
keluarga guna kehidupan yang lebih baik bagi seluruh anggota keluarga.Namun
keluarga Indonesia saat ini menghadapi berbagai tantangan antara lain
pernikahan yang tidak disiapkan dengan matang, meningkatnya pernikahan diusia
anak; kompetensi untuk menjadi orang tua yang masih sangat terbatas, pendidikan
masyarakat yang rendah, keterbatasan kondisi ekonomi, serta angka perceraian
yang terus meningkat yang pada akhirnya memperbesar resiko orang tua dalam
melakukan praktek pengasuhan yang baik. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan
orang tua yang masih terbatas untuk melakukan pengasuhan yang baik juga akan
memperbesar resiko gangguan pada tumbuh kembang anak.
Perkembangan karakter anak
dipengaruhi oleh perlakuan keluarga terhadapnya. Karakter seorang terbentuk sejak
dini, dalam hal ini peran keluarga tentu sangat berpengaruh. “keluarga
merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyarakat. Bagi setiap orang keluarga (suami,
istri, dan anak-anak) mempunyai proses sosialisasinya untuk dapat memahami,
menghayati budaya yang berlaku dalam masyarakatnya”. Pendidikan dalam keluarga
sangat penting dan merupakan pilar pokok pembangunan karakter seorang anak. Pendidikan wajib dimiliki
tidak hanya oleh masyarakat kota, tetapi juga masyarakat pedesaan. Seorang
yang memiliki tingkat pendidikan tinggi cenderung lebih dihormati karena dianggap
berada distrata sosial yang tinggi. Kualitas seseorang dilihat dari bagaimana dia
dapat menempatkan dirinya dalam berbagai situasi.
Sebagai lembaga sosial
terkecil, keluarga merupakan miniatur masyarakat yang kompleks, karena dimulai dari keluarga
seorang anak mengalami proses sosialisasi. Dalam keluarga seorang anak belajar
bersosialisasi, memahami menghayati dan merasakan segala aspek kehidupan yang
tercermin dalam kebudayaan. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai
kerangka seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan moral dalam
keluarga mulai luntur. Arus globalisasi menyerang di segala aspek kehidupan
bermasyarakat, tidak hanya masyarakat kota tetapi juga masyarakat pedesaan.
Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa peran keluarga sangat besar
sebagai penentu terbentuknya moral manusia-manusia yang dilahirkan.
Pada masa sekarang ini,
pengaruh keluarga mulai melemah karena terjadi perubahan sosial, politik, dan budaya. Keadaan
ini memiliki andil yang besar terhadap terbebasnya anak dari kekuasaan orang
tua. Keluarga telah kehilangan fungsinya dalam pendidikan. Tidak seperti fungsi
keluarga pada masa lalu yang merupakan kesatuan produktif sekaligus
konsumtif. Ketika kebijakan ekonomi pada zaman modern sekarang ini mendasarkan pada aturan pembagian
kerja yang terspesialisasi secara lebih ketat, maka sebagian
tanggung jawab keluarga beralih kepada orang-orang yang menggeluti profesi
tersebut. Uraian tersebut cukup menjelaskan apa arti keluarga yang sesungguhnya.
Keluarga bukan hanya wadah untuk tempat berkumpulnya ayah, ibu dan anak.
Lebih dari itu, keluarga merupakan wahana awal pembentukan moral serta karakter
manusia. Berhasil atau tidaknya seoarang anak dalam menjalani hidup bergantung
pada berhasil atau tidaknya peran keluarga dalam menanamkan ajaran moral
kehidupan. Keluarga lebih dari sekedar pelestarian tradisi, keluarga bukan hanya
menyangkut hubungan orang tua dengan anak, keluarga merupakan wadah mencurahkan
segala inspirasi. Keluarga menjadi tempat pencurahan segala keluh kesah. Keluarga
merupakan suatu jalinan cinta kasih yang tidak akan terputus.
Penanaman moral pada diri seorang
anak berawal dari lingkungan keluarga. Pengaruh keluarga dalam penempaan karakter anak sangatlah
besar. Dalam sebuah keluarga, seorang anak diasuh, diajarkan berbagai macam hal,
diberi pendidikan mengenai budi pekerti serta budaya. Setiap orang tua yang
memiliki anak tentunya ingin anaknya tumbuh dan berkembang menjadi manusia cerdas
yang memiliki budi pekerti baik agar dapat menjaga nama baik keluarga. Keluarga
memberikan pengaruh pada pembentukan budi luhur bagi seorang anak. Salah satu ciri anak yang
berbudi luhur adalah selalu menunjukkan sikap sopan dan hormatnya pada orang tua. Budi luhur yang melekat
pada setiap orang bukan datang dengan sendirinya, melainkan harus diciptakan.
Terutama dalam keluarga
dan bukan merupakan keturunan. Dengan kata lain, budi luhur tidak merupakan keturunan melainkan merupakan produk
pendidikan dalam keluarga, merupakan perpaduan antara akal, kehendak dan
karsa.
Keluarga memiliki peranan
utama dalam mengasuh anak, di segala norma dan etika yang berlaku di dalam lingkungan
masyarakat, dan budayanya dapat diteruskan dari orang tua kepada anaknya dari
generasi-generasi yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat. Keluarga
memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia
pendidikan moral dalam keluarga perlu ditanamkan sejak dini
pada setiap individu. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memegang
peranan penting serta sangat mempengaruhi perkembangan sikap dan
intelektualitas generasi muda sebagai penerus bangsa. Keluarga kembali mengambil peranan
penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Berbagai aspek pembangunan pembangunan suatu bangsa, tidak dapat lepas dari
berbagai aspek yang saling mendukung, salah satunya sumber daya manusia.
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa
sangat memerlukan adanya sumber daya manusia yang
berkualitas baik. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas baik tentunya memerlukan
berbagai macam cara. Salah satu diantaranya adalah melalui pendidikan. Pendidikan baik
formal maupun informal. Pendidikan moral
dalam keluarga salah satunya. Walaupun memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, tetapi rendah dalam hal moralitas,
individu tidak akan berarti dimata siapapun. Pendidikan moral dimulai dari
sebuah keluarga yang menanamkan budi pekerti luhur dalam setiap interaksinya. Sumber
daya manusia berkualitas dapat dilihat dari keluarganya. Bukan hanya keluarga mampu
dari segi materi, yang dapat meningkatkan
kualitas individunya melalui tambahan-tambahan materi pembelajaran di luar bangku sekolah. Akan
tetapi, keluarga sederhana di desa pun dapat menjamin kualitas sumber daya
manusianya. Kualitas sumber daya dan keluhuran budi pekerti merupakan hasil
tempaan orang tua.