Selasa, 21 Januari 2020

Internasional Seminar On Mathematics Teaching and Learning (ISMATEL) P4TK MATEMATIKA YOGYAKARTA




Keberadaan bentuk matematika dalam budaya lokal saat ini sering diabaikan karena sering dianggap tidak memiliki kontribusi dalam kehidupan modern. Sebaliknya, etnomatematika berkontribusi dalam pengembangan identitas individu serta pengembangan kurikulum sekolah. Ethnomathematics menekankan pada faktor sosial budaya dalam proses belajar mengajar dan mengembangkan matematika serta melihat matematika sebagai praktik dan produk budaya. Hasil studi ethnomathematics dapat digunakan dalam pembelajaran matematika karena ethnomathematics terkait dengan budaya siswa dan situasi nyata sehingga mereka merasa terhubung dengan konteks yang dipelajari. Selain itu, memungkinkan siswa untuk mencapai pengetahuan yang diperlukan.

Oleh karena itu, ethnomathematics bertujuan menerapkan pengalaman budaya dan praktik siswa, komunitas, dan masyarakat secara individu untuk menjadikan pembelajaran matematika lebih bermakna. Lebih penting lagi, ethnomathematics memungkinkan siswa untuk memahami bahwa pengetahuan matematika tertanam dalam budaya sosial mereka. Guru perlu mengetahui etnomatematika sebagai inovasi pembelajaran matematika alternatif karena guru memainkan peran penting dalam mengembangkan inovasi pada konten dan praktik matematika di sekolah.

Berikut adalah laporan hasil Internasional Seminar On Mathematics Teaching and Learning (ISMATEL) :

DOWNLOAD DI SINI 👇

Senin, 20 Januari 2020

PELATIHAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU KELAS (HOTEL HAP SOLO)





Kurikulum 2013 semakin dinamis dengan dinamika revisinya, hal ini dilakukan sebagai wujud kurikulum 2013 menjawab kebutuhan guru dan peserta didik dalam menyambut era revolusi industri 4.0 dimana era ini penuh loncatan perubahan informasi yang luar biasa. Fakta inilah yang menuntut setiap pelaku pendidikan khususnya guru untuk selalu bergerak move and move dalam membelajarkan siswanya sehingga melahirkan peserta didik sesuai harapan bangsa. 

Pelatihan Kurikulum 2013 Bagi Guru Kelas ini diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Surakarta. Sasaran kegiatan ini adalah guru kelas SD kelas 3 dan kelas 6 yang belum pernah mengikuti diklat penguatan kurikulum 2013. Pelatihan ini diselenggarakan selama 32 jam pertemuan sehingga secara administrasi dapat dipergunakan Bapak / Ibu Guru sebagai kelengkapan pengajuan PKB Tahunan dalam poin pengembangan diri.

Berikut resume laporan hasil pelatihan kurikulum 2013 yang sudah kami laksanakan, semoga bermanfaat ...smangat berkarya yaaa Bapak Ibu ....SALAM LITERASI ...GURU MULIA KARNA KARYA 


UNDUH DI SINI 👇



WORKSHOP INOBEL 2019 (ARIA CENTRA SURABAYA)




Haloo ...Sahabat Guru Indonesia .... Salam Literasi ...Guru Mulia Karena Karya ... Kegiatan Workshop Inobel 2019 ini sih sebenarnya sudah lewat Bapak / Ibu, namun saya ingin sharing kepada Bapak / Ibu Guru khususnya sesama peserta workhop inobel 2019 yang menghendaki contoh Laporan Workshop atau diklat untuk kepentingan PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) yang diwajibkan kepada Bapak Ibu Guru untuk disusun disetiap tahunnya .Berikut laporan diklat workshop saya saat inobel 2019 kemarin. Monggo ...yang ingin mengunduh ...Semoga bermanfaat yaaa ...Semangat !!!!! Salam " Guru Penggerak Indonesia Maju "


Kegiatan Workshop Perlombaan Karya Inovasi Pembelajaran Guru SD tahun 2019 ini dilaksanakan untuk memperbaiki hasil karya peserta. Hal ini berdasarkan hasil evaluasi penilaian karya Inobel sebelumnya.
Kondisi ini terkait dengan orisinalitas, kebaruan karya dan cara memublikasikan karyanya baik secara lisan maupun tertulis. Orisinalitas belum memenuhi syarat terkait dengan sitemukannya plagiasi seperti similaritas dan sitasi. Peserta kurang memahami bentuk dan konsep penulisan karya ilmiah, karya ilmiah populer, dan laporan penelitian, dan teknik publikasi. Fakta lain menunjukkan bahwa peserta kurang mampu melakukan presentasi, kurang mampu menggunakan media yang sesuai dengan substansi karya tulis, kurang percaya diri, dan kurang mampu mendesiminasikan karya inovasinya pada forum KKG/ MGMP.
Berdasarkan fakta di atas maka diperlukan kegiatan workshop dalam lomba karya inovasi pembelajaran tahun 2019. Workshop perlombaan karya inovasi pembelajaran guru SD sebagai salah satu program pembinaan Direktorat Pembinaan Guru SD dilaksanakan untuk meningkatkan penulisan hasil karya ilmiah, presentasi akademik, dan pameran karya inovasi. Selain itu, kegiatan workshop dapat memotivasi, menumbuhkan kreativitas dan tanggungjawab, serta meningkatkan kompetensi guru dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Sejalan dengan ketentuan tersebut, maka optimalisasi potensi dan eksistensi pendidik dan tenaga kependidikan menjadi penting dilaksanakan, terutama yang berkaitan dengan pengembangan profesi yang harus dimilki guru.

UNDUH DI SINI 👇




Senin, 24 Juni 2019

Zonasi Sekolah Tingkatkan Pelibatan Keluarga Terhadap Sekolah





sumber : kemdikbud RI


Kualitas pendidikan yang merata memerlukan suatu sistem kebijakan dalam peningkatan mutu pendidikan. Pemerintah perlu menyikapi permasalahan pemerataan kualitas pendidikan, kesejahteraan dalam memperoleh pendidikan demi terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dengan adanya kebijakan terhadap pemerataan kualitas pendidikan akan memberikan dampak positif terhadap hubungan positif pada komponen tri pusat pendidikan yakni terciptanya kerjasama yang baik antara sekolah, keluarga dan masyarakat sebagai substansi tripusat pendidikan.

Sistem zonasi sekolah merupakan salah satu sistem kebijakan pemerintah dalam upaya memperbaiki kualitas pendidikan. Sistem zonasi sekolah telah ditetapkan oleh pemerintah melalui keputusan Peraturan Menteri pendidikan dan Kebudayaan ( Permendikbud ) nomor 17 tahun 2017 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Atau Bentuk Lain Yang Sederajat. Permendikbud nomor 17 tahun 2017 memberikan gambaran bahwa Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB ) dilaksanakan setiap awal tahun pelajaran oleh setiap jenjang satuan pendidikan. PPDB dilaksanakan berdasarkan petunjuk teknik ( juknis ) dan petunjuk pelaksanaan ( juklak ) yang telah ditetapkan sesuai kondisi daerah masing - masing berdasarkan permendikbud nomor 17 tahun 2017. Sistem zonasi sekolah juga telah dijelaskan pada bagian ke empat dari Permendikbud nomor 17 tahun 2017.

   Sistem zonasi sekolah sebagai sistem kebijakan baru perintah dalam pemerataan kualitas pendidikan agar terwujud keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sistem zonasi sekolah memberikan dampak positif terhadap peningkatan pelibatan keluarga terhadap sekolah. Sistem zonasi sekolah berdampak positif pada peran serta keluarga dan masyarakat bersama sekolah sebagai komponen tri pusat pendidikan dalam mewujudkan ekosistem pendidikan yang berkeadilan sosial. Dengan adanya zonasi sekolah akan mempermudah hubungan kerjasama antara keluarga dan sekolah dalam mengelola pendidikan.

    Sistem zonasi sekolah berorientasi pada mempermudah keluarga dalam pengawasan yang lebih baik terhadap anaknya. Orang tua dapat dengan mudah memberikan pengawasan pasca kegiatan pembelajaran di sekolah selesai. Sehingga harapannya, dengan adanya pengawasan yang komprehensif dari guru di sekolah dan orang tua di rumah, berbagai kasus kekerasan terhadap anak, kenakalan remaja, narkoba, pergaulan bebas, pornografi, hingga doktrinasi radikalisme yang terjadi akibat peralihan waktu pengawasan oleh sekolah ke keluarga yang terkadang tidak sinkron dapat diminimalisasi.

     Sistem zonasi sekolah mengutamakan kedekatan wilayah antara sekolah dengan tempat tinggal. Dengan demikian memberikan kemudahan keluarga dalam hal keuntungan finansial dan kualitas pendidian yang pada akhirnya dapat memperkuat peran keluarga sebagai pendidik pertama dan utama, serta masyarakat sekitar dalam pengawasan, juga pembinaan generasi muda. Penguatan pendidikan karakter juga dapat dipercepat melalui pendekatan tiga pusat pendidikan yaitu sekolah, keluarga dan masyarakat.

       Tujuan dari sistem zonasi sekolah, pertama, menjamin layanan akses bagi peserta didik, kemudian mendekatkan lingkungan sekolah dengan lingkungan keluarga, serta menghilangkan diskriminasi di sekolah, khususnya sekolah negeri. sistem zonasi sekolah dinilai juga dapat meningkatkan prasarana sekolah ataupun peningkatan tenaga pendidikan. Kelebihan sistem zonasi sekolah antara lain peserta didik lebih mudah menjangkau jarak rumah dan sekolah sehingga memudahkan orang tua dalam pengawasan, selain itu peserta didik akan lebih mudah datang ke sekolah tepat waktu karena tidak ada permasalahan dalam perjalanan menuju ke sekolah seperti mengalami kemacetan. Selain itu, dengan sistem zonasi sekolah, memberikan peluang terhadap penyebaran peserta didik, dalam hal ini tidak ada sekolah unggulan bagi komunitas anak – anak yang pandai, namun semua mempunyai kesempatan di sekolah manapun sesuai zona tempat tinggal dan sekolah yang dituju.

    Sistem zonasi sekolah meningkatkan pelibatan keluarga terhadap sekolah dalam mengelola bersama pendidikan sehingga hal ini juga akan berdampak positif terhadap budaya literasi keluarga. Dengan adanya sistem zonasi sekolah, semua orang tua berperan aktif dan dituntut senantiasa up date terhadap perkembangan pendidikan serta strategi mendidik anak dalam keluarga. Budaya literasi keluarga erat hubungannya dengan sistem zonasi sekolah, hal ini mengingat keterkaitan antara sekolah bekerja sama dengan orang tua serta masyarakat bagaimana membangun dan mendidik putra putrinya agar terjadi sinkronisasi antara sekolah dan keluarga.

   Budaya literasi keluarga yang dibangun dari hasil kerja sama sekolah, keluarga dan masyarakat sebagai komponen tri pusat pendidikan adalah harapan besar yang diinginkan pemerintah dalam mewujudkan pendidikan yang berkarakter dan pada akhirnya mampu menjawab tantangan pembelajaran abad 21 serta mampu bersaing dalam revolusi industri 4.0.

Selasa, 02 April 2019

AYAH TERLIBAT KELUARGA HEBAT


SINOPSIS

Keluarga sebagai peletak dasar pendidikan anak memberikan peranan penting terhadap tumbuh kembang anak serta memberikan pengaruh kuat terhadap kelangsungan pendidikan anak di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Keluarga sebagai pendidikan pertama anak merupakan awal penguatan pendidikan karakter anak dibangun. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 30 Tahun 2017 tentang pelibatan keluarga dan satuan pendidikan memberikan rambu – rambu bahwa keluarga dan sekolah harus ada koordinasi yang baik. Maka dari itu diharapkan dengan adanya koordinasi yang baik antara keluarga dan sekolah dalam memberikan pola asuh yang sinergis akan menghasilkan generasi emas yang sesuai dengan harapan bangsa.
Peran ayah dalam keluarga, khususnya dalam hal pengasuhan anak pada era saat ini menjadi sangat penting guna mendukung sang ibu. Peran ayah di dalam keluarga adalah selain sebagai pencari nafkah, ayah juga berperan sebagai agen sosialisasi bagi anak – anaknya. Pentingnya peran ayah dalan proses tumbuh kembang anak juga direkomendasikan UNICEF. Lembaga yang bernaung PBB itu secara intensif mengampanyekan pentingnya peran ayah dalam pemberian gizi seimbang dan perlindungan yang baik pada anak dengan tagline “Gizi, Stimulasi, Sayangi”. UNITED Nations Children's Fund (UNICEF) menyatakan figur ayah sangat berperan penting bagi pengasuhan dan pendidikan anak. Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Sukiman menyatakan pentingnya peran ayah dalam pengasuhan dan pendidikan anak. Sebelumnya, peran ayah dalam keluarga hanya sebagai pencari nafkah dan pelindung keluarga. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan sering hanya dianggap sebatas pendukung ibu, padahal peran ayah dalam melakukan pengasuhan juga sama pentingnya dengan ibu. Dukungan ayah sangat penting dalam membentuk karakter psikologi dan prestasi anak di sekolah.Peran ayah tidak bisa sepenuhnya digantikan ibu. Ayah harus hadir dalam pembimbingan dan pendidikan anak.


JUDUL BUKU           : AYAH TERLIBAT KELUARGA HEBAT
PENULIS                 : ANIK TWININGSIH, M.Pd, FEPI TRIMINUR H, SH
EDITOR                  : AGUS DWIANTO, M.Pd
PENERBIT               : CV. BETA AKSARA PUBLISHING
ISBN                      : 978-623-7015-75-8
TAHUN TERBIT        : 2019

BAGI BAPAK / IBU YANG BERMINAT, ALAMAT PEMESANAN 
CONTACT : WA 081 327 160 922



Selasa, 04 Desember 2018

Keutamaan Masa 1000 Hari Pertama Kehidupan

Gambar 1
Keluarga adalah pendidikan pertama dan utama bagi tumbuh kembang anak

Masa 1000 hari pertama kehidupan (HPK) merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, yaitu pada saat janin sampai usia 2 tahun. Pada masa inilah proses, tumbuh kembang seorang anak dimulai. Orang tua memiliki peran penting untuk memberikan perawatan dan pengasuhan yang berkualitas sesuai dengan tahap perkembangan anak. Bila dalam 1000 HPK kebutuhan gizi dan stimulasi anak tidak terpenuhi, salah satunya mengakibatkan pertumbuhan terhambat dan dapat menyebabkan terjadinya stunting atau kerdil. Stunting atau kerdil yaitu gagal tumbuh sebagai akibat kekurangan gizi akut. Anak yang mengalami stunting tingkat kekebalan tubuhnya terhadap penyakit rendah akibatnya rentan terhadap penyakit degenerative dalam usia dini, resiko memiliki kecerdasan rendah, serta produktivitas menurun.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, sebanyak 37% atau hampir 9 juta anak balita di Indonesia mengalami stunting. Indonesia adalah negara prevalensi stunting kelima terbesar di dunia. Informasi ini sungguh memprihatinkan mengingat Indonesia akan mendapatkan bonus demografi tahun 2045. Jika kondisi anak balita mengalami stunting terus bertambah, bonus yang akan didapat bukan generasi emas yang mampu menyangga ekonomi Indonesia ke depan, tetapi menurunkan tingkat produktivitas. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah telah membuat progress aksi lintas kementerian atau lembaga negara terkait yang dikoordinasi oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), langsung di bawah koordinasi Sekretariat Wakil Presiden.
Pemerintah melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga berupaya meningkatkan kompetensi keluarga, utamanya orang tua melalui ranah pendidikan. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kompetensi keluarga dalam jalur pendidikan adalah melalui pemberian informasi pendidikan mengenai pentingnya pengasuhan anak sejak lahir sampai dengan usia dua tahun. Untuk itu Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga menyelenggarakan Bimbingan Teknis bagi orang tua tentang pengasuhan anak dalam 1000 HPK. Peserta Bimtek terdiri dari berbagai stake holder yaitu PKK, HIMPAUDI, dan dinas pendidikan setempat. Dengan adanya Bimtek tentang pengasuhan anak dalam 1000 HPK, diharapkan mampu melakukan sosialisasi kepada masyarakat di sekitarnya tentang stunting dan pentingnya pendidikan keluarga di 1000 Hari Pertama Kehidupan.
Pemberdayaan keluarga terhadap pengasuhan keluarga yang benar dalam 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) diharapkan dapat meningkatkan kemampuan keluarga terhadap sadar gizi dengan menerapkan prinsip gizi seimbang dan memberikan stimulai yang tepat baik saat kehamilan sampai anak berusia 2 (dua) tahun. Pengasuhan yang benar bisa membentuk kualitas seorang anak yang dapat dinilai dari proses tumbuh kembangnya. Proses tumbuh kembang adalah proses yang sangat penting yang merupakan hasil interaksi antara faktor genetik (bawaan) dan faktor lingkungan (hasil pengasuhan). Oleh karena itu, dalam Gerakan 1000 HPK, pengasuhan sebagai faktor “nurture” (pemeliharaan, pengasuhan) menjadi sangat penting untuk menstimulasi dan mengintervensi faktor “nature” terlebih lagi yang beresiko, karena pengasuhan tersebut meningkatkan ketahanan tubuh yang dapat meminimalisir kerentanan akibat faktor bawaan.
Peranan keluarga sebagai wahana utama dalam memberikan pengasuhan kepada anak, berperan penting untuk membangun karakter bangsa yang mulia. Keluarga dituntut mampu menciptakan lingkungan belajar yang positif. Bermula dari keluarga, anak akan membentuk karakternya. Keluarga utamanya memainkan posisi penting di dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dan 8 fungsi keluarga, mulai dari fungsi keagamaan, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi, serta fungsi pembinaan lingkungan. Selain itu, keluarga juga merupakan suatu sistem pengasuhan dan pembelajaran manusia (humanizing) dengan memanfaatkan sumber daya dari lingkungannya yang kemudian diubah untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga guna kehidupan yang lebih baik bagi seluruh anggota keluarga.Namun keluarga Indonesia saat ini menghadapi berbagai tantangan antara lain pernikahan yang tidak disiapkan dengan matang, meningkatnya pernikahan diusia anak; kompetensi untuk menjadi orang tua yang masih sangat terbatas, pendidikan masyarakat yang rendah, keterbatasan kondisi ekonomi, serta angka perceraian yang terus meningkat yang pada akhirnya memperbesar resiko orang tua dalam melakukan praktek pengasuhan yang baik. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan orang tua yang masih terbatas untuk melakukan pengasuhan yang baik juga akan memperbesar resiko gangguan pada tumbuh kembang anak.
Perkembangan karakter anak dipengaruhi oleh perlakuan keluarga terhadapnya. Karakter seorang terbentuk sejak dini, dalam hal ini peran keluarga tentu sangat berpengaruh. “keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyarakat. Bagi setiap orang keluarga (suami, istri, dan anak-anak) mempunyai proses sosialisasinya untuk dapat memahami, menghayati budaya yang berlaku dalam masyarakatnya”. Pendidikan dalam keluarga sangat penting dan merupakan pilar pokok pembangunan karakter seorang anak. Pendidikan wajib dimiliki tidak hanya oleh masyarakat kota, tetapi juga masyarakat pedesaan. Seorang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi cenderung lebih dihormati karena dianggap berada distrata sosial yang tinggi. Kualitas seseorang dilihat dari bagaimana dia dapat menempatkan dirinya dalam berbagai situasi.
Sebagai lembaga sosial terkecil, keluarga merupakan miniatur masyarakat yang kompleks, karena dimulai dari keluarga seorang anak mengalami proses sosialisasi. Dalam keluarga seorang anak belajar bersosialisasi, memahami menghayati dan merasakan segala aspek kehidupan yang tercermin dalam kebudayaan. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai kerangka seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan moral dalam keluarga mulai luntur. Arus globalisasi menyerang di segala aspek kehidupan bermasyarakat, tidak hanya masyarakat kota tetapi juga masyarakat pedesaan. Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa peran keluarga sangat besar sebagai penentu terbentuknya moral manusia-manusia yang dilahirkan.
Pada masa sekarang ini, pengaruh keluarga mulai melemah karena terjadi perubahan sosial, politik, dan budaya. Keadaan ini memiliki andil yang besar terhadap terbebasnya anak dari kekuasaan orang tua. Keluarga telah kehilangan fungsinya dalam pendidikan. Tidak seperti fungsi keluarga pada masa lalu yang merupakan kesatuan produktif sekaligus konsumtif. Ketika kebijakan ekonomi pada zaman modern sekarang ini mendasarkan pada aturan pembagian kerja yang terspesialisasi secara lebih ketat, maka sebagian tanggung jawab keluarga beralih kepada orang-orang yang menggeluti profesi tersebut. Uraian tersebut cukup menjelaskan apa arti keluarga yang sesungguhnya. Keluarga bukan hanya wadah untuk tempat berkumpulnya ayah, ibu dan anak. Lebih dari itu, keluarga merupakan wahana awal pembentukan moral serta karakter manusia. Berhasil atau tidaknya seoarang anak dalam menjalani hidup bergantung pada berhasil atau tidaknya peran keluarga dalam menanamkan ajaran moral kehidupan. Keluarga lebih dari sekedar pelestarian tradisi, keluarga bukan hanya menyangkut hubungan orang tua dengan anak, keluarga merupakan wadah mencurahkan segala inspirasi. Keluarga menjadi tempat pencurahan segala keluh kesah. Keluarga merupakan suatu jalinan cinta kasih yang tidak akan terputus.
Penanaman moral pada diri seorang anak berawal dari lingkungan keluarga. Pengaruh keluarga dalam penempaan karakter anak sangatlah besar. Dalam sebuah keluarga, seorang anak diasuh, diajarkan berbagai macam hal, diberi pendidikan mengenai budi pekerti serta budaya. Setiap orang tua yang memiliki anak tentunya ingin anaknya tumbuh dan berkembang menjadi manusia cerdas yang memiliki budi pekerti baik agar dapat menjaga nama baik keluarga. Keluarga memberikan pengaruh pada pembentukan budi luhur bagi seorang anak. Salah satu ciri anak yang berbudi luhur adalah selalu menunjukkan sikap sopan dan hormatnya pada orang tua. Budi luhur yang melekat pada setiap orang bukan datang dengan sendirinya, melainkan harus diciptakan. Terutama dalam keluarga dan bukan merupakan keturunan. Dengan kata lain, budi luhur tidak merupakan keturunan melainkan merupakan produk pendidikan dalam keluarga, merupakan perpaduan antara akal, kehendak dan karsa.
Keluarga memiliki peranan utama dalam mengasuh anak, di segala norma dan etika yang berlaku di dalam lingkungan masyarakat, dan budayanya dapat diteruskan dari orang tua kepada anaknya dari generasi-generasi yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat. Keluarga memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia pendidikan moral dalam keluarga perlu ditanamkan  sejak dini pada setiap individu. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan penting serta sangat mempengaruhi perkembangan sikap dan intelektualitas generasi muda sebagai penerus bangsa. Keluarga kembali mengambil peranan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Berbagai aspek pembangunan pembangunan suatu bangsa, tidak dapat lepas dari berbagai aspek yang saling mendukung, salah satunya sumber daya manusia.
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat memerlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas baik. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas baik tentunya memerlukan berbagai macam cara. Salah satu diantaranya adalah melalui pendidikan. Pendidikan baik formal maupun informal. Pendidikan moral dalam keluarga salah satunya. Walaupun memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, tetapi rendah dalam hal moralitas, individu tidak akan berarti dimata siapapun. Pendidikan moral dimulai dari sebuah keluarga yang menanamkan budi pekerti luhur dalam setiap interaksinya. Sumber daya manusia berkualitas dapat dilihat dari keluarganya. Bukan hanya keluarga mampu dari segi materi, yang dapat meningkatkan kualitas individunya melalui tambahan-tambahan materi pembelajaran di luar bangku sekolah. Akan tetapi, keluarga sederhana di desa pun dapat menjamin kualitas sumber daya manusianya. Kualitas sumber daya dan keluhuran budi pekerti merupakan hasil tempaan orang tua.