Jumat, 07 Februari 2020

MEDIA LOOSE PARTS PLAY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF



Istilah "Loose Parts" mulai digunakan pada tahun 1971, oleh seorang arsitek Simon Nicholson, menerbitkan makalah yang disebut "Theory of Loose Parts". Nicolson menggambarkan Loose Parts sebagai "variabel" dan memberikan contoh seperti bahan dan bentuk, serta berbagai ide. Dengan semua ini semua anak - anak suka bermain, bereksperimen, menemukan dan menciptakan dan bersenang  - senang. Ketika anak - anak bermain di ruang atau dengan objek, mereka mengalami dengan cara yang unik. Hal tersebut sesuai dengan "teori ordance". Ketika anak - anak berinteraksi dengan loose parts, mereka memasuki dunia "bagaimana jika" yang mempromosikan jenis pemikiran yang mengarah pada pemecahan masalah dan penalaran teoritis.
Loose Parts, meningkatkan kemampuan anak - anak untuk berpikir secara imajinatif, dan mereka membawa perasaan berpetualang dan kegembiraan bermain (Daly dan Beloglovsky, 2015).
Loose Parts  adalah benda apapun yang bisa digunakan sebagai media bermain anak dan menciptakan open ended play, mainan yang tidak terbatas, bisa berkembang jadi apa saja sesuai imajinasi anak. Salah satu contohnya adalah Lego Block.


SUMBER :
Casey, T., Robertson, J., Abel, J., Cairns, M., Caldwell, L., Campbell, K., … Robertson, T. (2016). Loose Parts Play, 72.

Gençer, A. A., & Avci, N. (2015). The Treasure in Nature ! Loose Part Theory

Gibson, J. L., Cornell, M., & Gill, T. (2017). A Systematic Review of Research into the Impact of Loose Parts Play on Children’s Cognitive, Social and Emotional Development. School Mental Health, 9(4), 295–309. https://doi.org/10.1007/s12310-017-9220-9

Smith-gilman, S. (2018). The Arts, Loose Parts and Conversations. Journal of the Canadian Association for Curriculum Studies, 16(1), 90–103.






















MEMBANGUN PEMBELAJARAN BERBASIS ECOLITERASI MELALUI SEKOLAH ADIWIYATA







Ecoliteracy merupakan singkatan dari ecological literacy, dikenal juga dengan istilah melek ekologi, melek lingkungan, literasi ekologis dan literasi lingkungan (environmental literacy). Ecoliteracy menggambarkan kesadaran tentang pentingnya lingkungan hidup. Pengetahuan dan kesadaran tentang keberadaan dan ruang lingkup masalah lingkungan adalah penting karena dapat membangkitkan kepedulian dan perhatian terhadap lingkungan. Penekanannya harus pada (i) pengetahuan tentang penyebab, (ii) pengetahuan tentang efek, dan (iii) pengetahuan tentang strategi untuk berubah, ketika menghadapi masalah lingkungan.
Membangun jiwa peduli lingkungan  akan lebih efektif melalui pendidikan lingkungan di sekolah. Sebagai tempat belajar, sekolah memiliki peran khusus untuk bermain; sekolah dapat membantu siswa untuk memahami dampak perilaku manusia di bumi ini, dan menjadi tempat di mana hidup yang berkelanjutan. Akan tetapi berbagai masalah lingkungan yang semakin tak terkendali menunjukkan bahwa Pendidikan Lingkungan Hidup belum berhasil membentuk karakter manusia yang peduli terhadap lingkungan. Salah satu upaya untuk mengatasi kelemahan dalam Pendidikan Lingkungan Hidup ini, sekolah harus memberikan praktek pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan perilaku bertanggung jawab terhadap lingkungan dan lingkungan belajar yang diperlukan harus memberikan siswa kesempatan untuk belajar di luar kelas, mengamati alam, berlatih dan menguji isu-isu belajar tentang lingkungan. Melalui program sekolah Adiwiyata diharapkankan dapat membangun literasi lingkungan pada siswa guna mewujudkan masyarakat berkarakter peduli lingkungan.
Melalui program Adiwiyata diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat dan menghindari dampak lingkungan yang negatif. Program Adiwiyata dikembangkan berdasarkan norma-norma dalam perikehidupan yang antara lain meliputi: kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam.Sangat banyak manfaat yang diperoleh sekolah maupun warga sekolah dengan mengikuti program Adiwiyata.
Tujuan program Adiwiyata adalah mendorong dan membentuk sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan yang mampu berpartisipasi dan melaksanakan upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang. Melalui program Adiwiyata diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat dan menghindari dampak lingkungan yang negatif. Warga sekolah selanjutnya harus dapat menjadi model/contoh bagi masyarakat guna mewujudkan masyarakat yang berkarakter peduli lingkungan. Guna mencapai tujuan program Adiwiyata, diperlukan partisipasi semua pihak, mulai dari pemerintah dari tingkat pusat hingga daerah, seluruh warga sekolah, serta masyarakat, baik orang tua siswa maupun tokoh masyarakat.



Selasa, 04 Februari 2020

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR


Pendidikan karakter merupakan proses yang berkesinambungan untuk mengubah perilaku individu, yaitu peserta didik sehingga dapat menjadi manusia yang memiliki pengetahuan, sikap dan motivasi, dan keterampilan yang baik. Tujuan pembelajaran berbasi pendidikan karakter merupakan upaya menghadapi krisis moral saat ini. Pembinaan karakter pada peserta didik sangat penting. Beberapa isu muncul karena kurangnya pembinaan karakter pada peserta didik, seperti peserta didik yang tidak jujur, tidak disiplin, dan melakukan kekerasan (fisik maupun psikis).Untuk membangun karakter peserta didik, pendidikan karakter dapat diimplementasikan dalam beberapa cara, diantaranya menggunakan model pembelajaran berkarakter, pemilihan materi teks sastra yang sesuai. Pendidikan karakter melalui pembelajaran sastra dapat dilakukan dengan cara apresiasi sastra. Dengan mengapresiasi karya sastra, banyak menanamkan nilainilai moral yang baik dalam membangun karakter peserta didik. Nilai-nilai moral tersebut
adalah ketekunan, ketelitian, kreatifitas, dan kejujuran.

UNDUH DI SINI👇




Jumat, 31 Januari 2020

Menanam Kebaikan Menuai Kemuliaan


Berkarya dan Berkarya ... Bergerak dan Terus Bergerak ... Tetap semangat berkarya dengan niat mengabdi dan memberikan manfaat untuk diri sendiri dan sesama. Ketulusan dan keikhlasan melakukan segala aktivitas demi mengabdikan diri untuk keluarga dan masyarakat , telah memberikan apresiasi, Allah SWT Maha Mengetahui, apa yang telah kita tanam dan kita tabur , bismilah kita akan menuai.

Ucapan terimakasih kami haturkan MAJALAH EDUKASI KOTA SURAKARTA yang telah memberikan apresiasi kepada kami, semoga senantiasa menjadi semangat dan motivasi bagi kami untuk terus berkarya dan berkarya meningkatkan prestasi. 

Jazakumulllah Kairan Katsiran ....


SEMANGAT !!!!

GURU PENGGERAK, INDONESIA MAJU

GURU MULIA KARENA KARYA





Minggu, 26 Januari 2020

Diklat PKP Berbasis Zonasi


Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran selanjutnya akan disingkat dengan Program PKP, merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa melalui pembinaan guru dalam merencanakan, melaksanakan, sampai dengan mengevaluasi pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS)Program ini merupakan salah satu pendukung program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang lebih berfokus pada upaya memintarkan siswa melalui pembelajaran berorientasi keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dengan mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi, maka program ini dilakukan dengan berbasis zonasi, selanjutnya disebut dengan Program PKP Berbasis Zonasi.

Tempat dan Waktu
Kegiatan diklat PKP berbasis zonasi dilaksanakan di SD Negeri  Slembaran No. 100 Kota Surakarta Dinas Pendidikan Kota Surakarta pada tanggal 23, 24, 30 November dan 7,14 Desember 2019.

Nara Sumber
Narasumber dipimpin langsung oleh Pejabat di lingkungan PPPPTK, LPPPTK, dan LPPKS.
Selanjutnya akan bekerja di bawah Koordinasi Direktorat Jenderal GTK
Selain dilingkungan Ditjen GTK, dapat juga melibatkan Widyaiswara LPMP, Dosen LPTK dan Guru (KS/PS) terbaik yang akan membantu Satker.

Peserta
Peserta kegiatan ini adalah guru inti dan guru sasaran Guru SD kota Surakarta yang telah ditugaskan oleh masing – masing sekolah imbas.

Panitia dan Penyelenggara
Panitia penyelenggara dalam kegiatan ini adalah Dinas Pendidikan Kota Surakata di bawah pembinaan Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Skenario Kegiatan
Pelaksanaan Program PKP Berbasis Zonasi bagi guru sasaran menggunakan pola 82 Jam Pelajaran (JP) @45 menit, dengan struktur program sebagai berikut.
DOWNLOAD DI SINI 👇


Simposium Nasional Bagi Guru IPA Tahun 2019 Dengan Tema “ Guru Penggerak Indonesia Maju”


Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru terdiri atas pengembangan diri, karya inovatif dan publikasi ilmiah. Salah satu bentuk publikasi ilmiah yang dapat dilakukan oleh guru adalah presentasi pada forum ilmiah. Presentasi ini memaparkan hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal.
Seperti banyak diketahui, bahwa sebagian besar guru mengalami kesulitan untuk memperoleh nilai unsur pengembangan karya tulis ilmiah ini sehingga kenaikan pangkatnya terhambat. Salah satu kendalanya adalah masih terbatasnya kegiatan forum ilmiah level nasional yang dapat menjadi wahana bagi guru dalam mempresentasikan hasil karya tulisnya.
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) telah melaksanakan kegiatan peningkatan kompetensi menulis karya ilmiah bagi guru IPA. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memfasilitasi PKB Guru dalam komponen publikasi ilmiah, juga untuk mendukung kebijakan Gerakan Literasi Nasional yang dicanangkan Kemdikbud.
Dalam rangka peringatan Hari Guru Nasional tahun 2019, PPPPTK IPA menyelenggarakan Simposium Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA dengan tema “Guru Penggerak Indonesia Maju”. Melalui kegiatan symposium ini, PPPPTK IPA menyediakan wadah kegiatan bagi guru untuk memenuhi kebutuhan PKB-nya. Kegiatan simposium diadakan sebagai sarana bagi guru IPA untuk mempresentasikan penelitian atau gagasan inovatif selama mengajar, sekaligus untuk memenuhi angka kreditnya. Simposium ini juga merupakan sarana presentasii ilmiah bagi guru inti, pengurus MGMP, maupun guru imbas yang telah membuat laporan karya tulis ilmiah. Melalui simposium ini dapat tersampaikan berbagai praktik baik (best practice) dan laporan ilmiah pelaksanaan implementasi pembelajaran berbasis inkuiri dan pendekatan STEM. Selain itu, melalui simposium ini akan terjadi pertukaran informasi tentang pembelajaran di antara guru, sehingga dapat menjadi sumber inspirasi bagi guru agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.

B.  Tujuan
  1. Menyediakan sarana publikasi karya tulis ilmiah hasil penelitian guru – guru yang telah mengikuti pelatihan di PPPPTK IPA
  2. Menyediakan sarana berbagai informasi dan diskusi tentang inovasi dalam pembelajaran IPA
  3. Menyusun prosiding karya ilmiah penelitian guru dan tenaga kependidikan IPA di Indonesia

C. Manfaat
Tindak lanjut dari kegiatan symposium :
  1. Terpenuhinya pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru dalam bentuk publikasi ilmiah hasil penelitian guru dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran IPA
  2. Tersusunnya program – program inovasi pembelajaran IPA yang tervalidasi, sehingga dapat menjadi rujukan guru – guru IPA lainnya.
  3. Tersedianya prosiding sebagai sumber referensi bagi guru IPA dan tenaga kependidikan

L
DOWNLOAD DI SINI 👇