Sabtu, 19 September 2020
BIMTEK DARING PENERIMA BANTUAN BOP PAUD ABK KEMDIKBUD , 17 - 20 SEPTEMBER 2020
Rabu, 09 September 2020
Nabung Karya, Antarkan Menjadi Nominasi Peserta Lomba
Sudah menjadi agenda tahunan Kemdikbud menghelat berbagai kegiatan perlombaan demi memacu kreasi dan inovasi setiap insan pendidikan Indonesia. Salah satu agenda tahunan itu Lomba Foto dan Artikel Jurnalistik KEMDIKBUD 2020. Alhamdulilah pada tahun ini ada kesempatan bisa mengikuti agenda tahunan bergengsi ini, dan pada akhirnya terpilih sebagai nominasi peserta. Terimakasih kami ucapkan kepada semua yang telah memberikan motivasi kepada kami, Terimakasih kami ucapkan pula kepada Majalah Inspirasi Pendidikan yang telah memberi wahana kepada kami sebagai media publikasi karya kami, yang mengantarkan karya kami sebagai nominasi peserta Lomba Foto dan Artikel Jurnalistik KEMDIKBUD 2020.
Berikut artikel terpilih :
MEMBERDAYAKAN ETNOMATEMATIKA PADA
PEMBELAJARAN TEMATIK
Anik Twiningsih, S.Pd.SD
SDN Laweyan No.54 Kota Surakarta
Inovasi
pembelajaran untuk memotivasi dan meningkatkan hasil belajar peserta didik
adalah hal yang sangat penting bagi seorang guru. Pembelajaran matematika yang
selama ini dinilai peserta didik adalah salah satu muatan pelajaran yang sulit
akan lebih mudah dipelajari dan menarik minat belajar apabila disajikan lebih
unik, Salah satunya melalui pendekatan berbasis etnomatematika. Etnomatematika adalah suatu ilmu yang
digunakan untuk memahami bagaimana matematika diadaptasi dari sebuah budaya. Keberadaan bentuk
matematika dalam budaya lokal saat ini sering diabaikan karena sering dianggap tidak memiliki kontribusi dalam kehidupan
modern. Sebaliknya, etnomatematika
berkontribusi dalam pengembangan identitas individu serta pengembangan
kurikulum sekolah. Etnomatematika menekankan pada faktor sosial budaya dalam proses
belajar mengajar dan mengembangkan matematika serta melihat matematika sebagai
praktik dan produk budaya. Hasil studi etnomatematika
dapat digunakan dalam pembelajaran matematika karena etnomatematika terkait dengan budaya peserta didik dan kehidupan
nyata sehingga mereka merasa terhubung dengan konteks yang dipelajari. Selain
itu, memungkinkan peserta didik untuk mencapai
pengetahuan yang diperlukan.
Etnomatematika memunculkan kearifan budaya sehingga mampu
memotivasi peserta didik dalam pembelajaran
matematika. Dalam pembelajaran matematika, terdapat beberapa kemampuan yang mempengaruhi
prestasi belajar peserta
didik. Diantara kemampuan matematika tersebut adalah
kemampuan literasi matematika (E. Fajriyah,
2018). Pembelajaran etnomatematika bertujuan menerapkan pengalaman budaya dan praktik
peserta didik, komunitas, dan masyarakat secara individu untuk
menjadikan pembelajaran matematika lebih bermakna. Lebih penting lagi, etnomatematika memungkinkan peserta didik untuk memahami bahwa pengetahuan matematika
tertanam dalam budaya sosial mereka. Guru
perlu mengetahui etnomatematika
sebagai inovasi pembelajaran matematika alternatif karena guru memainkan peran
penting dalam mengembangkan inovasi pada konten dan praktik matematika di
sekolah.
Pembelajaran etnomatematika
dalam pelaksanaannya dapat di integrasikan dengan pembelajaran tematik di
kelas. Dalam setiap pembelajaran tematik guru bisa menerapkan model
pembelajaran berbasis etnomatematika dengan menghubungkan budaya lokal setempat
yang dekat dengan lingkungan peserta didik. Tentu saja pembelajaran tematik
yang diintegrasikan bersama etnomatematika seyogyanya disesuaikan dengan
kompetensi inti dan kompetensi dasar yang akan dicapai. Dengan demikian
pembelajaran tematik akan lebih bermakna karena selain guru dapat mencapai
tujuan pembelajaran sesuai kriteria ketuntasan minimal dilain sisi memupuk
peserta didik untuk membentuk karakter serta lebih mengenal budaya lokal yang
bisa punah apabila tidak dipelajari.
Pembelajaran
etnomatematika selain dapat meningkatkan hasil belajar juga dapat mengembangkan
pendidikan karakter yang berbasis kearifan budaya lokal. Peserta didik akan
lebih mengenal kekayaan budaya daerah. Kebudayaan daerah perlu digali dan
dikembangkan melalui pembelajaran yang menarik, salah satunya melalui
pendekatan etnomatematika. Keberhasilan pembelajaran tematik dengan menerapkan
pendekatan etnomatematika juga dapat meningkatkan kemampuan literasi matematika
peserta didik, sehingga peserta didik selain belajar tentang budaya juga
belajar tentang matematika. Intergrasi antara literasi budaya dan literasi
matematika akan memberikan dampak positif pada hasil belajar, tidak hanya pada
hasil belajar pengetahuan, namun dapat meningkatkan keterampilan peserta didik
dalam mempresentasikan hasil pembelajaran yang telah diperoleh melalui project
pembelajaran yang diberikan oleh guru. Dan pada akhirnya peserta didik akan
lebih terampil dalam berpikir baik berpikir secara kritis maupun kreatif.
Kesimpulannya etnomatematika memberikan dampak positif terhadap pembelajaran
tematik karena selain dapat meningkatkan literasi budaya peserta didik juga
dapat meningkatkan literasi matematika peserta didik.
Rabu, 01 Juli 2020
WEBINAR "PENGAWAS KEPALA SEKOLAH, GURU SD, PEMERHATI
Secara historis, KKG terbentuk sebagai hasil dari kesadaran pentingnya mening - katkan profesionalitas guru melalui kegiatan seminar atau pelatihan yang mengandalkan partisipasi para guru di tingkat gugus. Untuk itu dibentuk KKG yang terdiri dari para guru di tingkat gugus yang berasal dari 1 SD inti dan 4 sampai 7 SD imbas. KKG yang merupakan wadah pembinaan profesional bagi guru sekolah dasar mempunyai tujuan dalam kegiatannya. Depdiknas (2008:4) menyebutkan tujuan KKG sebagai berikut: 1) memperluas wawasan dan pengetahuan guru; 2) memberi kesempatan kepada anggota kelompok kerja atau musyawarah kerja untuk berbagi pengalaman serta saling memberikan bantuan dan umpan balik; 3) memberi kesempatan kepada anggota kelompok kerja atau musyawarah kerja untuk berbagi pengalaman serta saling memberikan bantuan dan umpan balik; 4) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta mengadopsi pendekatan pembaharuan dalam pembelajaran yang lebih profesional bagi peserta kelompok kerja atau musyawarah kerja; 5) memberdayakan dan membantu anggota kelompok kerja dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran di sekolah; 6) mengubah budaya kerja anggota kelompok kerja atau musyawarah kerja (meningkatkan pengetahuan, kompetensi dan kinerja) dan mengembangkan profesionalisme guru melalui kegiatan-kegiatan pengembangan profesionalisme di tingkat KKG; 7) meningkatkan mutu proses pendidikan dan pembelajaran yang tercermin dari peningkatan hasil belajar peserta didik, dan 8) meningkatkan kompetensi guru melalui kegiatan-kegiatan di tingkat KKG. Konsekuensi dari jabatan Guru sebagai profesi diperlukan suatu sistem pembinaan dan pengembangan terhadap profesi guru secara terprogram dan berkelanjutan.
Berdasarkan Permenegpan dan Reformasi Birokrasi No 16 Tahun 2009 yang dimaksud dengan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. Unsur PKB salah satunya adalah pengembangan diri dengan melaksanakan kegiatan kolektif guru. Kegiatan Kolektif guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan pertemuan ilmiah atau mengikuti kegiatan bersama yang dilakukan guru dan bertujuan untuk meningkatkan keprofesian guru yang bersangkutan (Kemendikbud, 2013:15). Salah satu wadah kegiatan untuk meningkatkan keprofesian guru tersebut adalah Kelompok Kerja Guru (KKB). Guru yang sudah terlatih dalam salah satu mata pelajaran (Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Matematika dan mata pelajaran lain) menjadi Pemandu Mata Pelajaran dalam gugus sekolah. Ketua KKG (guru atau kepala sekolah) dipilih oleh para anggota KKG. Program kerja dan jadwal pertemuan KKG ditentukan oleh para guru dan kepala sekolah. Fungsi KKG antara lain: tempat penularan hasil penataran, menemukan dan memecahkan masalah kegiatan belajar mengajar, menghasilkan produk tertentu seperti Rencana jangka menengah dan jangka panjang, Satpel, lembar kerja, alat peraga, penilaian, dan sebagainya (Soedijarto dkk, 2010:21). Kegiatan KKG perlu dikelola dengan baik agar dapat berjalan dengan efektif. Pengelolaan KKG mengacu pada manajemen pendidikan. Penelitian ini menggunakan model manajemen KKG (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan melakukan pengendalian). Guru dan kepala sekolah juga terlibat dalam ke-giatan monitoring yang bertujuan untuk meningkatkan proses belajar mengajar. Tugas guru adalah memonitor kemajuan prestasi peserta didik sebagai umpan balik dalam merencanakan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan anak.
UNDUH DI SINI👇
MATERI DAN LAPORAN WEBINAR
DOKUMEN LIVE STREAMING