Rabu, 10 Oktober 2018

PENGGUNAAN BUKU SAKU ENSIKLOPEDIA BERBASIS HOTS UNTUK MENINGKATKAN BUDAYA LITERASI SAINS


Pembelajaran di kelas rendah identik dengan pembelajaran yang bersifat holistik, maka dari itu pembelajaran harus disajikan menarik motivasi peserta didik dalam belajar. Pembelajaran yang menarik harus disajikan menantang, terutama dalam meningkatkan kemampuan keterampilan berpikir HOTS (Higher Order Thinking Skills)  seperti yang menjadi program pengembangan kurkulum 2013 pada abad 21 saat ini. Pembelajaran berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills) memberikan pengalaman belajar bernilai lebih karena membangun pola pikir peserta didik lebih kritis dan kreatif serta terampil menganalis setiap permasalahan dalam pembelajaran.
Pengembangan inovasi pembelajaran dengan memberdayakan buku SAKU ensiklopedia berbasis HOTS pada pembelajaran tematik kelas I selain bertujuan meningkatkan hasil belajar peserta didik, di lain sisi juga untuk meningkatkan budaya literasi sains pada peserta didik. Pengembangan inovasi pembelajaran dengan memberdayakan buku SAKU ensiklopedia berbasis HOTS hasil kreativitas guru ini, diharapkan lebih mendorong motivasi belajar peserta didik karena disajikan dalam sebuah buku saku sederhana yang didalamnya menyajikan substansi materi sains yang disesuaikan dengan kompetensi dasar yang menjadi tujuan pembelajaran disetiap tema.
Sumber belajar karya inovasi pembelajaran ini berupa buku SAKU ensiklopedia berbasis HOTS. Kata SAKU merupakan akronim dari Siswa Aktif Kreatif Unggul. Siswa merujuk pada peserta didik. Aktif disini merujuk pada sintaks pembelajaran berpikir tingkat tinggi atau HOTS yaitu mampu menyatakan kembali (restate).  Kreatif merujuk pada sintak HOTS yaitu peserta didik mampu melakukan pengolahan (recite). Unggul berorientasi pada peserta didik mampu berkreasi.
Karya Inovasi ini merupakan hasil penelitian pengembangan (research and development) yaitu pengembangan Buku Saku Ensiklopedia Berbasis HOTS Pada Pembelajaran Tematik Kelas I Untuk Meningkatkan Budaya Literasi Sains . Desain laporan penulisan ini menggunakan 10 langkah umum. Tahapan pengembangan yang dikemukakan Borg dan Gall (2003:772) terdiri dari dua tujuan utama yaitu mengembangkan produk dan menguji keefektifan produk. Pembelajaran ini berupa buku SAKU ensiklopedia berbasis HOTS pada pembelajaran tematik kelas I yang merupakan hasil rancangan guru kelas, sehingga peserta didik tidak perlu membelinya, cukup diberikan oleh guru kelas. Rancangan karya inovasi pembelajaran ini melalui tahapan  : (1)Guru menentukan tema serta kompetensi dasar yang akan dikembangkan, (2) Guru menyesuaikan substansi buku saku ensiklopedia dengan substansi materi tematik. 
Aplikasi penggunaan buku SAKU ensiklopedia sains berbasis HOTS (higher order thinking skills)  dalam meningkatkan budaya literasi sains dalam pembelajaran tematik dilakukan guru dengan mengaitkan substansi buku SAKU ensiklopedia sains dengan pembelajaran tematik dikelas. 

DAFTAR PUSTAKA


Andi Iksan, Sulaiman, Ruslan (2017). Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di SD Negeri 2 Teunom Jaya. Jurnal Ilmiah Pendidikan Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 2 Nomor I, 1-11 Januari 2017
Anggi Lestari, Asep Saepulrohman, Ghullam Hamdu (2017). Pengembangan Soal Tes Berbasis HOTS Pada Model Pembelajaran Latihan Penelitian Di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan, Volume 22, No. 1, Tahun 2017, hlm 9 – 17
Borg & Gall,2003. Education Research  New York : Allyn and Bacon.
Handayani Monica Putri (2016). Pengembangan Buku Lift The Ensiklopedia Anak Tentang 16 Pakaian Adat Di Indonesia Bagian Tengah Dan Timur. Skripsi Program Studi PGSD Universitas Sanata Darma Yogyakarta Tahun 2016
Irwan Wijaya, Siti Zubaidah, Heru Kuswantoro (2016). Anatomi Daun Galur – Galur Harapan Kedelai (Glycine Max L. Merill) Tahan CPMMV (Cowpea Mild Mottle Virus) Sebagai Sumber Belajar. Jurnal Pendidikan Teori, Penelitian dan Pengembangan, Volume : 1 Nomor : 3 Bulan Maret Tahun 2016, halaman 463 - 467
Kemdikbud (2016). Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Jakarta : Kemdikbud
Maharani Yuniar, Cece Rakhmat, Asep Saepulrohman (2015). Analisis HOTS (High Order Thinking Skills) Pada Soal Objektif Tes Dalam Mata Pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) Kelas V SD Negeri 7 Ciamis. Jurnal Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2016, halaman 187 - 195
Monalisa Gherardini (2016). Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Literasi Sains. Jurnal Pendidikan Dasar, Jurnal Pendidikan Dasar, Tahun 2016, Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
Poerwanti Hadi Pratiwi, Nur Hidayah, Aris Martiana (2017). Pengembangan Modul Mata Kuliah Penilaian Pembelajaran Sosiologi Berorientasi HOTS. Cakrawala Pendidikan, Juni 2017, Th. XXXVI, No.2
Rahayu Herawati, Rustono W.S, Ghillam Hamdu (2014). Pengembangan Asesmen HOTS Pada pembelajaran Berbasis Masalah Tema Bermain Dengan Benda – Benda Di Sekitar. Jurnal Ilmu Pendidikan,Tahun 2014, hlm 151 – 159
Riska Gantari (2016). Pembelajaran Membaca Dengan Pendekatan Proses Untuk Meningkatkan Budaya Literasi Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Guru “COPE’, Tahun 2016, No. 02/Tahun XX/Nopember 2016
Suherli Kusmana (2017). Pengembangan Literasi Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar Dan Menengah. Diagnosis-Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia, Vol.1, No.1, Februari 2017
Sullivan, G. M., & Feinn, R. (2012). Using Effect Size—or Why the P Value Is Not Enough. Journal of Graduate Medical Education, 4(3), 279–282. http://doi.org/10.4300/JGME-D-12-00156.1
Supriadi (2015). Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Proses Pembelajaran. Lantanida Jurnal, Vol.3 No.2, 2015
Tri Yuni Hendrowati (2015). Pembentukan Pegetahuan Lingkaran Melalui Pembelajaran Asimilasi Dan Akomodasi Teori Konstruktivisme Piaget. Jurnal e-Dumath Volume 1  No. 1, Januari 2015 Hlm. 1- 16
Ucu Cahyana, Abdul Kadir, Monalisa Gherardini (2017). Relasi kemampuan Berpikir Kritis Dalam Kemampuan Literasi Sains Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Sekolah Dasar, Tahun 2017, Nomor 1, Mei 2017, hlm 14 – 22




Hubungan Budaya Literasi , Berpikir Kritis, Dan HOTS


Kurikulum 2013 sebagai kurikulum yang bersifat dinamis, merupakan kurikulum yang senantiasa mengalami perubahan sesuai tuntutan paradigma pendidikan masa kini. Perubahan kurikulum 2013 yang senantiasa mengalami beberapa revisi dari waktu ke waktu bukanlah sebuah ketidakpastian dari program pemerintah di bidang pendidikan, namun perubahan kurikulum 2013 yang mengalami revisi dari waktu ke waktu merupakan sebuah penyempurnaan dari implementasi kurikulum 2013. Revisi kurikulum 2013 memberikan progress yang positif merupakan bukti bahwa kurikulum 2013 adalah kurikulum yang menjawab kebutuhan peserta didik masa sekarang dan disesuaikan dengan paradigma pendidikan masa kini.
Program yang menjadi aspek penyempurnaan kurikulum 2013 saat ini adalah program penguatan pendidikan karakter, penguatan literasi dan pembelajaran abad 21.  Penguatan pendidikan karakter telah tertuang pada Peraturan Presiden No. 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Penguatan lierasi melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dikembangkan berdasarkan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Budaya literasi sebagai salah satu poros tujuan pengembangan kurikulum 2013 dalam implementasinya dapat diintegrasikan melalui kegiatan pembelajaran guru di dalam kelas. Oleh sebab itu pengembangan budaya literasi dapat diimplementasikan melalui keterampilan berpikir kritis peserta didik. Keterampilan berpikir kritis peserta didik dapat dibangun melalui pembelajaran  yang bersifat kondusif yang tentunya menuntut peran aktif peserta didik. Pembelajaran berbasis HOTS(Higher Order Thinking Skills) merupakan pembelajaran yang saat ini menjadi aspek pengembangan pembelajaran kurikulum 2013, karena dalam pembelajaran HOTS (Higher Order Thinking Skills) peserta didik akan diarahkan pada keterampilan berpikir dengan jenjang melalui proses kognitif ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, evaluasi, dan kreasi.
Alur pelaksanaan kegiatan membangun budaya literasi melalui keterampilan berpikir kritis siswa berbasis  HOT (Higher Order Thinking Skills) secara praktis dapat digambar melalui gambar berikut : Kegiatan literasi dikembangkan dengan meningkatkan kemampuan literasi mata pelajaran dengan menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca disemua mata pelajaran dengan tahap – tahap : pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran. Tahap pembiasaan ini dapat dilakukan dengan kegiatan membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Tahap pengembangan dapat dilakukan dengan menyediakan beragam pengalaman membaca, kegiatan gemar membaca dan menulis, serta membaca buku pengayaan fiksi dan nonfiksi. Tahap pembelajaran dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan literasi terpadu dengan menyesuaikan tema dan mata pelajaran.
Berpikir kritis merupakan salah satu out put yang diharapkan dari kegiatan membangun budaya literasi, dengan budaya literasi diharapkan meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik sehingga membentuk karakter peserta didik yang terampil dalam memecahkan masalah serta menganalisis segala bentuk informasi yang telah didapat dari apa yang telah mereka baca atau pelajari. Pembiasaan budaya baca menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik sehingga memunculkan permasalahan yang harus dipecahkan, sehingga menuntut peserta didik memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi juga, dan pada akhirnya peranan penting HOTS (Higher Order Thinking Skills)  sangat diperlukan.
Pembelajaran dengan mengintegrasikan budaya literasi melalui keterampilan berpikir kritis siswa berbasis HOTS (higher order thinking skills) dapat diimplementasikan dalam tahap – tahap pembelajaran berlangsung. Efektifnya budaya literasi melalui budaya baca dapat diimplementasikan pada tahap kegiatan inti pembelajaran. Dalam kegiatan inti pembelajaran di kelas seorang guru dapat mengintegrasikan budaya baca dengan mengaitkan tema atau pelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran saat itu berlangsung. Budaya literasi yang terintegrasi dalam kegiatan inti pembelajaran harus mengacu pada pemecahan masalah – masalah yang berhubungan dengan pokok bahasan sehingga ada keterkaitan antara pengembangan budaya literasi dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yanga akn dicapai oleh guru.
Keterpaduan dan sinkronisasi antara kegiatan pembelajaran di kelas dengan membangun budaya literasi melalui keterampilan berpikir kritis siswa akan  berdampak positif  pada Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) peserta didik yang mampu memecahkan masalah – masalah yang bersifat HOTS (higher order thinking skills) sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) penilaian yang menjadi standar pencapaian kompetensi. 
DAFTAR PUSTAKA

Anggi Lestari, Asep Saepulrohman, Ghullam Hamdu (2017). Pengembangan Soal Tes Berbasis HOTS Pada Model Pembelajaran Latihan Penelitian Di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan, Volume 22, No. 1, Tahun 2017, hlm 9 – 17
Ari Irawan & Chatarina Febriyanto (2016). Penerapan Strategi pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika. Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 22, Nomor 1, Juni 2016, hlm 9 -17
Kemdikbud (2016). Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Jakarta : Kemdikbud
Kemdikbud (2016). Panduan Bagaimana Pendidik Dapat Menulis Soal Yang Berkriteria Untuk Berpikir Tingkat Tinggi. Jakarta : Kemdikbud
Rahayu Herawati, Rustono W.S, Ghillam Hamdu (2014). Pengembangan Asesmen HOTS Pada pembelajaran Berbasis Masalah Tema Bermain Dengan Benda – Benda Di Sekitar. Jurnal Ilmu Pendidikan,Tahun 2014, hlm 151 – 159
Riska Gantari (2016). Pembelajaran Membaca Dengan Pendekatan Proses Untuk Meningkatkan Budaya Literasi Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Guru “COPE’, No. 02/Tahun XX/Nopember 2016
Suherli Kusmana (2017). Pengembangan Literasi Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar Dan Menengah. Diagnosis-Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia, Vol.1, No.1, Februari 2017
Ucu Cahyana, Abdul Kadir, Monalisa Gherardini (2017). Relasi kemampuan Berpikir Kritis Dalam Kemampuan Literasi Sains Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Sekolah Dasar, Tahun 26 Nomor 1, Mei 2017, hlm 14 – 22
Kemdikbud.(2015). Mendikbud Luncurkan Gerakan Literasi Sekolah
Idris Apandi. (2017). Tiga Agenda Penting Implementasi Kurikulum 2013. https://www.kompasiana.com/idrisapandi/tiga-agenda-penting-implementasi-kurikulum-2013_58c84e225597733c447dcc57# di unduh di Surakarta , 10 April 2018




Jumat, 31 Agustus 2018

KERING TEMPE TERI KACANG KLANGENAN YANG NGANGENI


Kering Tempe Teri Kacang product rumahan buatan pondok boga einstein. Kering Tempe Teri Kacang cocok untuk teman makan bersama keluarga ataupun untuk oleh - oleh orang kesayangan. Tersedia dalam 2 produk kemasan :
  • Paket 1 @25.000 berat 250 gram
  • Paket 2 @35.000 berat 400 gram
Kering Tempe Teri Kacang dapat dipesan dengan menghubungi :

WARUNG RUJAK CINGUR SURABAYA/ PONDOK BOGA EINSTEIN
JALAN TANGKUBAN PERAHU NO.1B DESA BANARAN, KECAMATAN GROGOL, KABUPATEN SUKOHARJO
TELP/ WA : 081 327 160 922 / 085 63099593
CEK GOOGLE MAP : WARUNG RUJAK CINGUR SURABAYA PONDOK BOGA EINSTEIN



By : bu anik (anik.twin@gmail.com)







Rabu, 22 Agustus 2018

Knowledge Is Power


Knowledge Is Power adalah kata mutiara indah dari ilmuwan ternama Socrates. Knowledge is power mempunyai arti terjemahan ilmu pengetahuan adalah sumber kekuatan. Saya suka dengan kata - kata mutiara Socrates ini, it's inspiring banget.  Dari kata - kata mutiara Socrates ini saya akan bercerita tentang beberapa pengalaman saya mendapatkan suatu penghargaan, kesempatan, anugerah dari Allah SWT sehingga saya menjadi bagian dari orang - orang terpilih. Rasa bangga pasti ada, namun semua itu tidak terlepas dari doa - doa yang telah kita panjatkan kepada Allah SWT sehingga mendapatkan ridhonya mengantarkan kita kepada sebuah kesuksesan. Maka dari itu sikap tawadu sangatlah penting untuk sebuah control diri agar tidak menjadi takabur.

BEASISWA TESIS LPDP 

Semua sudah tahukan apa itu LPDP ? oke, LPDP adalah Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Selama ini LPDP . LPDP memberikan fasilitas bagi semua warga negara Indonesia yang berprestasi untuk mendapatkan beasiswa pendidikan. Kebetulan sementara ini LPDP terbuka peluang untuk program pasca sarjana saja. Beasiswa ini meliputi beasiswa studi full dan beasiswa penelitian tugas akhir yaitu tesis ataupun disertasi. Alhamdulilah saya mendapatkan kesempatan menjadi salah orang terpilih untuk mendapatkan beasiswa LPDP. Saya mendapatkan beasiswa LPDP untuk penyelesaian tugas akhir studi saya yaitu tesis. Mau tahukan strategi bagaimana saya berhasil mendapatkan beasiswa tesis LPDP?. Yang perlu disiapkan untuk mendapatkan beasiswa tesis LPDP pastinya sudah selesai seminar proposal tesis ya, jadi kalau belum seminar proposal tidak bisa mengikuti seleksi beasiswa tesis LPDP. Kedua, siapkan esay semenarik mungkin untuk meyakinkan tim penilai. Esay untuk study plan atau rencana studi haruslah mengandung substansi : mengapa kita ambil program studi atau penelitian yang kita pilih, apa kegiatan kita sehari - hari untuk berkontribusi kepada masyarakat? ingat, LPDP itu suka dengan kegiatan - kegiatan sosial nirlaba khususnya dalam membangun dunia pendidikan. Aku waktu nyusun esay dulu menyertakan kegiatan pengabdian masyarakatku yaitu penyelenggaraan pendidikan anak usia dini (PAUD). Selain itu aku juga bercerita di dalam esayku itu kegiatanku aktif menulis buku. Aku suka menulis, jadi aku ceritakan kepada LPDP serta aku juga menceritakan tentang impian - impianku terkait dalam memajukan dunia pendidikan Indonesia. Mimpi yang aku tulis di esay dulu adalah mimpiku aku pengin punya lembaga taman baca masyarakat atau TBM. TBM berhubungan dengan pengembangan literasi, program literasi yang saat ini lagi menjad tranding topic program pemerintah di bidang pendidikan baik secara informal, formal, maupun non formal. Ketiga, setelah menuliskan kegiatan real pengabdian kita terhadap masyarakat, ceritakan pula rencana penyelesaian penelitian kita untuk memastikan bahwa penelitian kita tepat guna dan tidak menyita banyak waktu. Kalau sudah siap semua lanjut ke submit data, bacalah dengan seksama setiap petunjuk pengisian akun on line untuk submit data. Dan ingat hindari submit data yang terlalu mepet dengan waktu deadline.



SEMINAR NASIONAL KESHARLINDUNG KEMDIKBUD 2018

Seminar Nasional Kesharlindung Kemdikbud 2018 ini adalah kegiatan seminar nasional yang diselenggarakan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan RI memfasilitasi para guru untuk berkompetisi dalam mendapatkan tiket mengikuti seminar nasional di Jakarta. Karena kegiatan seminar nasional kesharlindung merupakan kegiatan seminar nasional maka dari itu tiket mengikuti seminar ini tidaklah mudah, harus melalui beberapa tahapan seleksi, dari seleksi administrasi, seleksi tes plagiarisme, seleksi substansi karya yang dikirim. Menurut apa yang sudah saya alami, sebagai pembelajaran, kunci utama lolos seleksi adalah, jauhkan diri kita dari kebiasaan copy paste karya orang lain tanpa mengutip melalui kaidah - kaidah penulisan karya ilmiah yang benar. Buatlah artikel semenarik mungkin, usahakan substansi artikel menyesuaikan bahan kajian yang baru up date dipermukaan sehingga dinilai karya kita tidak monoton. Bacalah petunjuk teknis penyusunan dan pengiriman hasil karya sehingga sesuai harapan panitia tim penilai, karena apabila kita tidak sesuai dengan petunjuk teknis yang ada bisa dimungkinkan tidak akan lolos seleksi, disayangkan sekali apabila tidak  lolos seleksi hanya karena hal - hal kecil.

WORKSHOP INOBEL (INOVASI PEMBELAJARAN) 2018

Kegiatan Workshop INOBEL merupakan kegiatan bimbingan teknis bagi para terpilih pengirim naskah karya limiah onovasi pembelajaran. Mekanisme penyelenggaraan INOBEL tidak jauh berbeda dengan SEMNAS KEMDIKBUD hanya saja karya yang dikirimkan berbeda substansi. 



DIKLAT PAUD DIKMAS JATENG

Kegiatan Diklat pengelola yang diadakan PP PAUD DIKMAS Provinsi Jawa Tengah ini bekerja sama dengan Forum PLKP se-Jawa Tengah. Kegiatan Diklat diadakan selama 2 hari dengan fasilitas para peserta diklat diasramakan di griya asrama yang telah disediakan PP PAUD DIKMAS. Kegiatan Diklat diisi oleh para pemateri / Master Trainer handal di bidang Satuan Pendidikan Non Formal. Para Master Trainer tersebut merupakan para pegiat pendidikan non formal yang bekerja sama dengan Lembaga Sertifikat Kursus (LSK) dan terbukti kompeten dibidangnya. 












Jumat, 20 Juli 2018

Keluarga Dan Sekolah Harus Ada Sinkronisasi


Koordinasi yang baik antara pihak sekolah dan keluarga menjadi salah satu penentu keberhasilan proses pembelajaran di sekolah dalam mensukseskan program pendidikan yang menjadi agenda pendidikan nasional seperti penguatan pendidikan karakter. Penguatan pendidikan karakter merupakan program pemerintah sebagai upaya menguatkan karakter generasi emas bangsa ini yang dilaksanakan bersama melalui pelibatan sekolah, keluarga, dan masyarakat sebagai tripusat pendidikan.Pelaksanaan penguatan pendidikan karakter tidak hanya pada sekolah formal saja, namun diselenggarakan pada sekolah nonformal dan informal. Pendidikan karakter sebagai landasan yang sangat penting dalam membentuk pribadi anak. Selain di rumah, pendidikan karakter juga perlu ditumbuhkembangkan  di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.Keluarga sebagai peletak dasar pendidikan anak memberikan peranan penting terhadap tumbuhkembang anak serta memberikan pengaruh kuat terhadap kelangsungan pendidikan anak di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Keluarga sebagai pendidikan utama dan pertama anak merupakan awal penguatan pendidikan karakter anak dibangun. Penguatan pendidikan karakter yang diharapkan adalah penguatan pendidikan karakter religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas.Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 30 Tahun 2017 tentang pelibatan keluarga dan satuan pendidikan memberikan rambu – rambu bahwa keluarga dan sekolah harus ada sinkronisasi. Sinkronisasi yang dimaksud disini adalah hubungan erat dan saling mendukung dalam implementasi setiap program pendidikan, khususnya penguatan pendidikan karakter. Penguatan pendidikan karakter sendiri mempunyai dasar hukum yang telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Keluarga dan sekolah harus saling bahu membahu dalam membangun generasi emas bangsa ini agar nantinya menghasilkan tunas bangsa yang dapat menjunjung tinggi derajat dan martabat bangsa.
Keluarga adalah pendidikan yang pertama dan utama, karena berangkat dari keluargalah pola asuh dan pola didik seorang anak terbentuk. Lingkungan keluarga sangat berperan penting dalam membentuk karakter anak maka dari itu pendidikan keluarga sangat penting bagi para orang tua. Pendidikan keluarga bagi orangtua berorientasi untuk memberikan pendidikan dan pengarahan bagi para orangtua kepada para putra putri sehingga mampu mendidik sesuai dengan tingkat perkembangan anak tanpa meninggalkan prinsip - prinsip pendidikan keluarga.Orangtua dalam mendidik putra - putrinya perlu menjalin kemitraan. Kemitraan dalam mendidik anak, orang tua dapat bekerjasama dengan sekolah. Sekolah merupakan pendidikan formal setelah seorang anak memperoleh pendidikan informal yaitu keluarga. Sekolah memfasilitasi orangtua dalam memperkuat pola pengasuhan dan pola didik yang telah dibentuk oleh keluarga sehingga terbentuk anak - anak yang tumbuh kembang sesuai tingkat perkembangan dan usianya.Pertemuan orangtua bersama pihak sekolah adalah agenda penting yang harus diprogramkan sebagai salah satu solusi memecahkan permasalahan yang terjadi antara orangtua dan sekolah dalam berkolaborasi mendidik anak. Pertemuan orangtua bersama guru dapat dilakukan melalui pertemuan rutin maupun melalui media komunikasi. Di era masa kini, orang tua telah difasilitasi media teknologi untuk menggali berbagai informasi bagaimana mendidik anak sesuai dengan prinsip - prinsip pendidikan keluarga. Keluarga sebagai mitra sejati sekolah harus mampu up date dalam mengikuti perkembangan paradigma pendidikan. Pada tahun 2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah membentuk Direktorat baru yaitu Direktorat Pendidikan Keluarga. Hal ini sebagai bukti bahwa pemerintah berperan aktif dalam mendorong kualitas orangtua dalam pola asuh dan pola didik terhadap putra putrinya sehingga tercipta sinergi antara tiga sentral pendidikan yaitu, keluarga, sekolah dan masyarakat. Melalui program pemerintah ini diharapkan terbangun ekosistem pendidikan, yang terdiri atas orang tua, kepala sekolah, guru, komite sekolah, dewan pendidikan, pegiat pendidikan dan masyarakat keseluruhan, yang cerdas dan berkarakter.Pendidikan keluarga pada dasarnya memiliki beberapa aspek yang harus dikaji, diantaranya kebijakan pendidikan keluarga,aspek pengasuhan dan pesikolagi anak, gizi dan kesehatan anak, aspek bagaimana merangsang pendidikan anak, aspek komunikasi orangtua dan anak.Sebagai orangtua modern marilah kita bangun  Keluarga Hebat adalah Keluarga Bersahabat

Senin, 09 April 2018

Resep Menjadi Guru Di Era Milenial

 

SEMINAR NASIONAL 
DISELENGGARAKAN OLEH 
PROGRAM STUDI MAGISTER GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PENDAHULUAN
Disrupsi merupakan perubahan yang sangat cepat dan mendasar yang terjadi di berbagai bidang kehidupan, termasuk di dunia pendidikan. Era disrupsi ditandai dengan terjadinya perubahan yang sangat radikal dan pengjungkirbalikan sistem dan tatanan yang dianggap mapan dan sudah ada sejak puluhan bahkan ratusan tahun sebelumnya. Di lain pihak, perkembangan teknologi digital dengan artificial intelegence (AI) dapat mengubah data menjadi informasi telah membuat orang dengan mudah dan murah memperolehnya. Perubahan ini berpengaruh pada tata kerja dan pengelolaan pendidikan. Dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan tersebut, dunia pendidikan, khususnya pendidikan di Indonesia perlu mengalami perubahan penataan agar tetap mempu menjalankan berbagai perannya.
Pendidikan harus mampu menghadapi perubahan yang terjadi dengan kecepatan yang terus meningkat dan berkelanjutan. Pergolakan persaingan global dan kemajuan teknologi yang menimbulkan disrupsi menuntut muatan pendidikan terus berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, budaya, yang semakin maju. Dalam menghadapinya, diperlukan keberanian dan kreativitas untuk mengembangkan beberapa aspek dan komponen sistem pendidikan. Berkaitan dengan itu guru dan dosen memiliki andil besar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidik menempati peran yang penting dalam pengembangan sistem pembelajaran untuk mencapai keberhasilan pembelajaran.
Penelitian dan pengembangan pendidikan yang berorientasi pada penemuan atau inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dalam rangka menghadapi era disrupsi telah banyak dilakukan oleh para civitas akademika perguruan tinggi. Hasil penelitian dan pengembangan tersebut perlu disampaikan kepada masyarakat agar penerapannya dapat bermanfaat secara luas. Terkait hal itu, para civitas akademika memerlukan suatu forum untuk mendesiminasikan hasil penelitiannya.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, yaitu dalam rangka menghadapi era disrupsi dan mendesiminasikan hasil penelitian para civitas akademika, Program Studi Magister Pendidikan Guru Sekolah Dasar Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret akan menyelenggarakan SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN dengan tema "STRATEGI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DI ERA DISRUPSI'

TUJUAN
  • Mengetahui serta memahami permasalahan - permasalahan pendidikan di Indonesia
  • Memberikan kesempatan kepada peneliti, praktisi, dan akademisi untuk mempresentasikan karya, hasil penelitian dan gagasannya tentang strategi pengembangan pendidikan di Indonesia
  • Sebagai wahana informasi dan sarana komunikasi antar guru, mahasiswa, dosen, praktisi, dan pemerhati pendidikan di Indonesia

RUANG LINGKUP/ SUB TEMA
  • Implementasi Kurikulum
  • pengembangan Pendidikan Karakter
  • Pengembangan Penilaian Pembelajaran
  • Inovasi Model dan Media Pembelajaran
  • Inovasi Sumber Belajar
  • Pengembangan Kompetensi Pendidik

MAKALAH PENDAMPING

Ketentuan makalah pendamping :
  • Tema makalah sesuai dengan ruang lingkup atau relevan dengan tema seminar
  • Abstrak ditulis menggunakan MS Word, huruf time New Roman, 10 pt, spasi tunggal, maksimal 250 kata dengan ukuran kertas A4
  • Artikel/makalah diketik dengan MS Word , dengan ukuran A4, diketik dengan huruf Time New Roman 12, spasi tunggal, dan banyak halaman 10 -15 halaman
  • Abstrak dan artikel dapat dikirim langsung atau melalui email : snpgsd@fkip.uns.ac.id

WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

  • Pendaftaran dapat dilakukan dengan mengisi formulir secara online di alamat website : snpgsd.fkip.uns.ac.d
  • Mengirimkan formulir yang telah diisi ke alamat email snpgsd@fkip.uns.ac.id
  • Bisa datang langsung ke sekretariat seminar pada jam kerja Senin - Jumat (08.00 - 15.00 WIB)
  • Tempat Pendaftaran KANTOR PROGRAM STUDI S2 PGSD UNS (lantai 1 Gedung Baru Pascasarjana UNS)

KONTRIBUSI & FASILITAS

KONTRIBUSI
  • Pemakalah Rp. 250.000,00 ( termasuk prosiding)
  • Peserta S2, S3, umum Rp. 125.000,00
  • Peserta mahasiswa s1 Rp. 100.000,00

FASILITAS
  • sertifikat
  • makalah utama
  • seminar kit
  • konsumsi
AGENDA PENTING
  • Pengumpulan Abstrak                                       : 15 Maret - 30 April 2018
  • Pengumuman Abstrak                                       : 30 April 2018
  • Pengumpulan Full Paper                                    : 5 Mei 2018
  • Pendaftaran peserta ( non pemakalah )              : 27 April 2018
  • Pengumpulan hasil revisi makalah                      : 25 Mei 2018
  • Pengumuman hasil revisi makalah                      : 8 Juni 2018
  • Cetak Prosiding                                                 : 17 Juli 2018

WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN 

Hari / Tanggal             : Rabu, 09 Mei 2018
Pukul                         : 07.30 - 15.00
Tempat                      : Syariah Hotel Solo (Jl. Adi Sucipto No. 47, Gonilan
                                   Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah

CONTACT PERSON
  1. Dr. Riyadi M.Si    HP 081 329332155 (KA PRODI S2 PGSD UNS)
  2. Anik Twin           HP 085 649749403 


GURU ZAMAN NOW, IKUT DONK ...


SELAMAT BERGABUNG ....