Rabu, 28 November 2018

Simposium Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam 2018



Pada tahun 2018, Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) telah melaksanakan kegiatan Peningkatan Kompetensi Menulis Karya Tulis Ilmiah bagi Guru IPA. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memfasilitasi PKB Guru dalam komponen publikasi ilmiah, juga untuk mendukung kebijakan Gerakan Literasi Nasional yang dicanangkan Kemdikbud.

Selain itu, pada tahun 2018, PPPPTK IPA meneruskan program unggulan Pengembangan dan Pemberdayaan KKG dan MGMP (P2KM) dengan fokus kompetensi pada peningkatan kemampuan pembelajaran berbasis inkuiri dan Science, Technology, Engineering, and Matematic (STEM). 

Dalam rangka peringatan Hari Guru Nasional tahun 2018, PPPPTK IPA menyelenggarakan Simposium Pengembangan dan pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA Dalam Mewujudkan Gerakan Sadar IPA dan Teknologi melalui Pendekatan Inkuiri dan STEM. Melalui kegiatan simposium ini, PPPPTK IPA menyediakan wadah kegiatan bagi guru untuk memenuhi kebutuhan PKB-nya. Kegiatan simposium ini diadakan sebagai sarana bagi guru IPA untuk mempresentasikan penelitian atau gagasan inovatif selama mengajar, sekaligus untuk memenuhi angka kreditnya. Simposium ini juga merupakan sarana presentasi ilmiah bagi guru ini, pengurus MGMP, maupun guru imbas yang telah membuat laporan karya tulis ilmiah. Melalui simposium ini dapat tersampaikan berbagai praktik baik (best practice) dan laporan ilmiah pelaksanaan implementasi pembelajaran berbasis inkuiri dan pendekatan STEM. Selain itu, malalui simposium ini akan terjadi pertukaran informasi tentang pembelajaran di antara guru, sehingga dapat menjadikan sumber inspirasi bagi guru agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.

Sasaran Peserta : guru dan tenaga kependidikan IPA dari jenjang SD hingga SMA/ SMK  di seluruh Indonesia yang telah memiliki karya tulis ilmiah.

Tempat dan Waktu Pelaksanaan : Simposium ini dilaksanakan selama 4 hari dimulai dari tanggal 26 - 29 Nopember 2018, yang bertempat di The Media Hotek and Towers, Jalan Gn. Sahari 12, Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta  10720.

Pakar dan Nara Sumber : Pejabat di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, dan Praktisi Pendidikan.







Rabu, 10 Oktober 2018

PENGGUNAAN BUKU SAKU ENSIKLOPEDIA BERBASIS HOTS UNTUK MENINGKATKAN BUDAYA LITERASI SAINS


Pembelajaran di kelas rendah identik dengan pembelajaran yang bersifat holistik, maka dari itu pembelajaran harus disajikan menarik motivasi peserta didik dalam belajar. Pembelajaran yang menarik harus disajikan menantang, terutama dalam meningkatkan kemampuan keterampilan berpikir HOTS (Higher Order Thinking Skills)  seperti yang menjadi program pengembangan kurkulum 2013 pada abad 21 saat ini. Pembelajaran berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills) memberikan pengalaman belajar bernilai lebih karena membangun pola pikir peserta didik lebih kritis dan kreatif serta terampil menganalis setiap permasalahan dalam pembelajaran.
Pengembangan inovasi pembelajaran dengan memberdayakan buku SAKU ensiklopedia berbasis HOTS pada pembelajaran tematik kelas I selain bertujuan meningkatkan hasil belajar peserta didik, di lain sisi juga untuk meningkatkan budaya literasi sains pada peserta didik. Pengembangan inovasi pembelajaran dengan memberdayakan buku SAKU ensiklopedia berbasis HOTS hasil kreativitas guru ini, diharapkan lebih mendorong motivasi belajar peserta didik karena disajikan dalam sebuah buku saku sederhana yang didalamnya menyajikan substansi materi sains yang disesuaikan dengan kompetensi dasar yang menjadi tujuan pembelajaran disetiap tema.
Sumber belajar karya inovasi pembelajaran ini berupa buku SAKU ensiklopedia berbasis HOTS. Kata SAKU merupakan akronim dari Siswa Aktif Kreatif Unggul. Siswa merujuk pada peserta didik. Aktif disini merujuk pada sintaks pembelajaran berpikir tingkat tinggi atau HOTS yaitu mampu menyatakan kembali (restate).  Kreatif merujuk pada sintak HOTS yaitu peserta didik mampu melakukan pengolahan (recite). Unggul berorientasi pada peserta didik mampu berkreasi.
Karya Inovasi ini merupakan hasil penelitian pengembangan (research and development) yaitu pengembangan Buku Saku Ensiklopedia Berbasis HOTS Pada Pembelajaran Tematik Kelas I Untuk Meningkatkan Budaya Literasi Sains . Desain laporan penulisan ini menggunakan 10 langkah umum. Tahapan pengembangan yang dikemukakan Borg dan Gall (2003:772) terdiri dari dua tujuan utama yaitu mengembangkan produk dan menguji keefektifan produk. Pembelajaran ini berupa buku SAKU ensiklopedia berbasis HOTS pada pembelajaran tematik kelas I yang merupakan hasil rancangan guru kelas, sehingga peserta didik tidak perlu membelinya, cukup diberikan oleh guru kelas. Rancangan karya inovasi pembelajaran ini melalui tahapan  : (1)Guru menentukan tema serta kompetensi dasar yang akan dikembangkan, (2) Guru menyesuaikan substansi buku saku ensiklopedia dengan substansi materi tematik. 
Aplikasi penggunaan buku SAKU ensiklopedia sains berbasis HOTS (higher order thinking skills)  dalam meningkatkan budaya literasi sains dalam pembelajaran tematik dilakukan guru dengan mengaitkan substansi buku SAKU ensiklopedia sains dengan pembelajaran tematik dikelas. 

DAFTAR PUSTAKA


Andi Iksan, Sulaiman, Ruslan (2017). Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di SD Negeri 2 Teunom Jaya. Jurnal Ilmiah Pendidikan Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 2 Nomor I, 1-11 Januari 2017
Anggi Lestari, Asep Saepulrohman, Ghullam Hamdu (2017). Pengembangan Soal Tes Berbasis HOTS Pada Model Pembelajaran Latihan Penelitian Di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan, Volume 22, No. 1, Tahun 2017, hlm 9 – 17
Borg & Gall,2003. Education Research  New York : Allyn and Bacon.
Handayani Monica Putri (2016). Pengembangan Buku Lift The Ensiklopedia Anak Tentang 16 Pakaian Adat Di Indonesia Bagian Tengah Dan Timur. Skripsi Program Studi PGSD Universitas Sanata Darma Yogyakarta Tahun 2016
Irwan Wijaya, Siti Zubaidah, Heru Kuswantoro (2016). Anatomi Daun Galur – Galur Harapan Kedelai (Glycine Max L. Merill) Tahan CPMMV (Cowpea Mild Mottle Virus) Sebagai Sumber Belajar. Jurnal Pendidikan Teori, Penelitian dan Pengembangan, Volume : 1 Nomor : 3 Bulan Maret Tahun 2016, halaman 463 - 467
Kemdikbud (2016). Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Jakarta : Kemdikbud
Maharani Yuniar, Cece Rakhmat, Asep Saepulrohman (2015). Analisis HOTS (High Order Thinking Skills) Pada Soal Objektif Tes Dalam Mata Pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) Kelas V SD Negeri 7 Ciamis. Jurnal Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2016, halaman 187 - 195
Monalisa Gherardini (2016). Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Literasi Sains. Jurnal Pendidikan Dasar, Jurnal Pendidikan Dasar, Tahun 2016, Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
Poerwanti Hadi Pratiwi, Nur Hidayah, Aris Martiana (2017). Pengembangan Modul Mata Kuliah Penilaian Pembelajaran Sosiologi Berorientasi HOTS. Cakrawala Pendidikan, Juni 2017, Th. XXXVI, No.2
Rahayu Herawati, Rustono W.S, Ghillam Hamdu (2014). Pengembangan Asesmen HOTS Pada pembelajaran Berbasis Masalah Tema Bermain Dengan Benda – Benda Di Sekitar. Jurnal Ilmu Pendidikan,Tahun 2014, hlm 151 – 159
Riska Gantari (2016). Pembelajaran Membaca Dengan Pendekatan Proses Untuk Meningkatkan Budaya Literasi Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Guru “COPE’, Tahun 2016, No. 02/Tahun XX/Nopember 2016
Suherli Kusmana (2017). Pengembangan Literasi Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar Dan Menengah. Diagnosis-Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia, Vol.1, No.1, Februari 2017
Sullivan, G. M., & Feinn, R. (2012). Using Effect Size—or Why the P Value Is Not Enough. Journal of Graduate Medical Education, 4(3), 279–282. http://doi.org/10.4300/JGME-D-12-00156.1
Supriadi (2015). Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Proses Pembelajaran. Lantanida Jurnal, Vol.3 No.2, 2015
Tri Yuni Hendrowati (2015). Pembentukan Pegetahuan Lingkaran Melalui Pembelajaran Asimilasi Dan Akomodasi Teori Konstruktivisme Piaget. Jurnal e-Dumath Volume 1  No. 1, Januari 2015 Hlm. 1- 16
Ucu Cahyana, Abdul Kadir, Monalisa Gherardini (2017). Relasi kemampuan Berpikir Kritis Dalam Kemampuan Literasi Sains Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Sekolah Dasar, Tahun 2017, Nomor 1, Mei 2017, hlm 14 – 22




Hubungan Budaya Literasi , Berpikir Kritis, Dan HOTS


Kurikulum 2013 sebagai kurikulum yang bersifat dinamis, merupakan kurikulum yang senantiasa mengalami perubahan sesuai tuntutan paradigma pendidikan masa kini. Perubahan kurikulum 2013 yang senantiasa mengalami beberapa revisi dari waktu ke waktu bukanlah sebuah ketidakpastian dari program pemerintah di bidang pendidikan, namun perubahan kurikulum 2013 yang mengalami revisi dari waktu ke waktu merupakan sebuah penyempurnaan dari implementasi kurikulum 2013. Revisi kurikulum 2013 memberikan progress yang positif merupakan bukti bahwa kurikulum 2013 adalah kurikulum yang menjawab kebutuhan peserta didik masa sekarang dan disesuaikan dengan paradigma pendidikan masa kini.
Program yang menjadi aspek penyempurnaan kurikulum 2013 saat ini adalah program penguatan pendidikan karakter, penguatan literasi dan pembelajaran abad 21.  Penguatan pendidikan karakter telah tertuang pada Peraturan Presiden No. 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Penguatan lierasi melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dikembangkan berdasarkan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Budaya literasi sebagai salah satu poros tujuan pengembangan kurikulum 2013 dalam implementasinya dapat diintegrasikan melalui kegiatan pembelajaran guru di dalam kelas. Oleh sebab itu pengembangan budaya literasi dapat diimplementasikan melalui keterampilan berpikir kritis peserta didik. Keterampilan berpikir kritis peserta didik dapat dibangun melalui pembelajaran  yang bersifat kondusif yang tentunya menuntut peran aktif peserta didik. Pembelajaran berbasis HOTS(Higher Order Thinking Skills) merupakan pembelajaran yang saat ini menjadi aspek pengembangan pembelajaran kurikulum 2013, karena dalam pembelajaran HOTS (Higher Order Thinking Skills) peserta didik akan diarahkan pada keterampilan berpikir dengan jenjang melalui proses kognitif ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, evaluasi, dan kreasi.
Alur pelaksanaan kegiatan membangun budaya literasi melalui keterampilan berpikir kritis siswa berbasis  HOT (Higher Order Thinking Skills) secara praktis dapat digambar melalui gambar berikut : Kegiatan literasi dikembangkan dengan meningkatkan kemampuan literasi mata pelajaran dengan menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca disemua mata pelajaran dengan tahap – tahap : pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran. Tahap pembiasaan ini dapat dilakukan dengan kegiatan membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Tahap pengembangan dapat dilakukan dengan menyediakan beragam pengalaman membaca, kegiatan gemar membaca dan menulis, serta membaca buku pengayaan fiksi dan nonfiksi. Tahap pembelajaran dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan literasi terpadu dengan menyesuaikan tema dan mata pelajaran.
Berpikir kritis merupakan salah satu out put yang diharapkan dari kegiatan membangun budaya literasi, dengan budaya literasi diharapkan meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik sehingga membentuk karakter peserta didik yang terampil dalam memecahkan masalah serta menganalisis segala bentuk informasi yang telah didapat dari apa yang telah mereka baca atau pelajari. Pembiasaan budaya baca menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik sehingga memunculkan permasalahan yang harus dipecahkan, sehingga menuntut peserta didik memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi juga, dan pada akhirnya peranan penting HOTS (Higher Order Thinking Skills)  sangat diperlukan.
Pembelajaran dengan mengintegrasikan budaya literasi melalui keterampilan berpikir kritis siswa berbasis HOTS (higher order thinking skills) dapat diimplementasikan dalam tahap – tahap pembelajaran berlangsung. Efektifnya budaya literasi melalui budaya baca dapat diimplementasikan pada tahap kegiatan inti pembelajaran. Dalam kegiatan inti pembelajaran di kelas seorang guru dapat mengintegrasikan budaya baca dengan mengaitkan tema atau pelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran saat itu berlangsung. Budaya literasi yang terintegrasi dalam kegiatan inti pembelajaran harus mengacu pada pemecahan masalah – masalah yang berhubungan dengan pokok bahasan sehingga ada keterkaitan antara pengembangan budaya literasi dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yanga akn dicapai oleh guru.
Keterpaduan dan sinkronisasi antara kegiatan pembelajaran di kelas dengan membangun budaya literasi melalui keterampilan berpikir kritis siswa akan  berdampak positif  pada Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) peserta didik yang mampu memecahkan masalah – masalah yang bersifat HOTS (higher order thinking skills) sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) penilaian yang menjadi standar pencapaian kompetensi. 
DAFTAR PUSTAKA

Anggi Lestari, Asep Saepulrohman, Ghullam Hamdu (2017). Pengembangan Soal Tes Berbasis HOTS Pada Model Pembelajaran Latihan Penelitian Di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan, Volume 22, No. 1, Tahun 2017, hlm 9 – 17
Ari Irawan & Chatarina Febriyanto (2016). Penerapan Strategi pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika. Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 22, Nomor 1, Juni 2016, hlm 9 -17
Kemdikbud (2016). Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Jakarta : Kemdikbud
Kemdikbud (2016). Panduan Bagaimana Pendidik Dapat Menulis Soal Yang Berkriteria Untuk Berpikir Tingkat Tinggi. Jakarta : Kemdikbud
Rahayu Herawati, Rustono W.S, Ghillam Hamdu (2014). Pengembangan Asesmen HOTS Pada pembelajaran Berbasis Masalah Tema Bermain Dengan Benda – Benda Di Sekitar. Jurnal Ilmu Pendidikan,Tahun 2014, hlm 151 – 159
Riska Gantari (2016). Pembelajaran Membaca Dengan Pendekatan Proses Untuk Meningkatkan Budaya Literasi Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Guru “COPE’, No. 02/Tahun XX/Nopember 2016
Suherli Kusmana (2017). Pengembangan Literasi Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar Dan Menengah. Diagnosis-Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia, Vol.1, No.1, Februari 2017
Ucu Cahyana, Abdul Kadir, Monalisa Gherardini (2017). Relasi kemampuan Berpikir Kritis Dalam Kemampuan Literasi Sains Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Sekolah Dasar, Tahun 26 Nomor 1, Mei 2017, hlm 14 – 22
Kemdikbud.(2015). Mendikbud Luncurkan Gerakan Literasi Sekolah
Idris Apandi. (2017). Tiga Agenda Penting Implementasi Kurikulum 2013. https://www.kompasiana.com/idrisapandi/tiga-agenda-penting-implementasi-kurikulum-2013_58c84e225597733c447dcc57# di unduh di Surakarta , 10 April 2018




Jumat, 31 Agustus 2018

KERING TEMPE TERI KACANG KLANGENAN YANG NGANGENI


Kering Tempe Teri Kacang product rumahan buatan pondok boga einstein. Kering Tempe Teri Kacang cocok untuk teman makan bersama keluarga ataupun untuk oleh - oleh orang kesayangan. Tersedia dalam 2 produk kemasan :
  • Paket 1 @25.000 berat 250 gram
  • Paket 2 @35.000 berat 400 gram
Kering Tempe Teri Kacang dapat dipesan dengan menghubungi :

WARUNG RUJAK CINGUR SURABAYA/ PONDOK BOGA EINSTEIN
JALAN TANGKUBAN PERAHU NO.1B DESA BANARAN, KECAMATAN GROGOL, KABUPATEN SUKOHARJO
TELP/ WA : 081 327 160 922 / 085 63099593
CEK GOOGLE MAP : WARUNG RUJAK CINGUR SURABAYA PONDOK BOGA EINSTEIN



By : bu anik (anik.twin@gmail.com)







Rabu, 22 Agustus 2018

Knowledge Is Power


Knowledge Is Power adalah kata mutiara indah dari ilmuwan ternama Socrates. Knowledge is power mempunyai arti terjemahan ilmu pengetahuan adalah sumber kekuatan. Saya suka dengan kata - kata mutiara Socrates ini, it's inspiring banget.  Dari kata - kata mutiara Socrates ini saya akan bercerita tentang beberapa pengalaman saya mendapatkan suatu penghargaan, kesempatan, anugerah dari Allah SWT sehingga saya menjadi bagian dari orang - orang terpilih. Rasa bangga pasti ada, namun semua itu tidak terlepas dari doa - doa yang telah kita panjatkan kepada Allah SWT sehingga mendapatkan ridhonya mengantarkan kita kepada sebuah kesuksesan. Maka dari itu sikap tawadu sangatlah penting untuk sebuah control diri agar tidak menjadi takabur.

BEASISWA TESIS LPDP 

Semua sudah tahukan apa itu LPDP ? oke, LPDP adalah Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Selama ini LPDP . LPDP memberikan fasilitas bagi semua warga negara Indonesia yang berprestasi untuk mendapatkan beasiswa pendidikan. Kebetulan sementara ini LPDP terbuka peluang untuk program pasca sarjana saja. Beasiswa ini meliputi beasiswa studi full dan beasiswa penelitian tugas akhir yaitu tesis ataupun disertasi. Alhamdulilah saya mendapatkan kesempatan menjadi salah orang terpilih untuk mendapatkan beasiswa LPDP. Saya mendapatkan beasiswa LPDP untuk penyelesaian tugas akhir studi saya yaitu tesis. Mau tahukan strategi bagaimana saya berhasil mendapatkan beasiswa tesis LPDP?. Yang perlu disiapkan untuk mendapatkan beasiswa tesis LPDP pastinya sudah selesai seminar proposal tesis ya, jadi kalau belum seminar proposal tidak bisa mengikuti seleksi beasiswa tesis LPDP. Kedua, siapkan esay semenarik mungkin untuk meyakinkan tim penilai. Esay untuk study plan atau rencana studi haruslah mengandung substansi : mengapa kita ambil program studi atau penelitian yang kita pilih, apa kegiatan kita sehari - hari untuk berkontribusi kepada masyarakat? ingat, LPDP itu suka dengan kegiatan - kegiatan sosial nirlaba khususnya dalam membangun dunia pendidikan. Aku waktu nyusun esay dulu menyertakan kegiatan pengabdian masyarakatku yaitu penyelenggaraan pendidikan anak usia dini (PAUD). Selain itu aku juga bercerita di dalam esayku itu kegiatanku aktif menulis buku. Aku suka menulis, jadi aku ceritakan kepada LPDP serta aku juga menceritakan tentang impian - impianku terkait dalam memajukan dunia pendidikan Indonesia. Mimpi yang aku tulis di esay dulu adalah mimpiku aku pengin punya lembaga taman baca masyarakat atau TBM. TBM berhubungan dengan pengembangan literasi, program literasi yang saat ini lagi menjad tranding topic program pemerintah di bidang pendidikan baik secara informal, formal, maupun non formal. Ketiga, setelah menuliskan kegiatan real pengabdian kita terhadap masyarakat, ceritakan pula rencana penyelesaian penelitian kita untuk memastikan bahwa penelitian kita tepat guna dan tidak menyita banyak waktu. Kalau sudah siap semua lanjut ke submit data, bacalah dengan seksama setiap petunjuk pengisian akun on line untuk submit data. Dan ingat hindari submit data yang terlalu mepet dengan waktu deadline.



SEMINAR NASIONAL KESHARLINDUNG KEMDIKBUD 2018

Seminar Nasional Kesharlindung Kemdikbud 2018 ini adalah kegiatan seminar nasional yang diselenggarakan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan RI memfasilitasi para guru untuk berkompetisi dalam mendapatkan tiket mengikuti seminar nasional di Jakarta. Karena kegiatan seminar nasional kesharlindung merupakan kegiatan seminar nasional maka dari itu tiket mengikuti seminar ini tidaklah mudah, harus melalui beberapa tahapan seleksi, dari seleksi administrasi, seleksi tes plagiarisme, seleksi substansi karya yang dikirim. Menurut apa yang sudah saya alami, sebagai pembelajaran, kunci utama lolos seleksi adalah, jauhkan diri kita dari kebiasaan copy paste karya orang lain tanpa mengutip melalui kaidah - kaidah penulisan karya ilmiah yang benar. Buatlah artikel semenarik mungkin, usahakan substansi artikel menyesuaikan bahan kajian yang baru up date dipermukaan sehingga dinilai karya kita tidak monoton. Bacalah petunjuk teknis penyusunan dan pengiriman hasil karya sehingga sesuai harapan panitia tim penilai, karena apabila kita tidak sesuai dengan petunjuk teknis yang ada bisa dimungkinkan tidak akan lolos seleksi, disayangkan sekali apabila tidak  lolos seleksi hanya karena hal - hal kecil.

WORKSHOP INOBEL (INOVASI PEMBELAJARAN) 2018

Kegiatan Workshop INOBEL merupakan kegiatan bimbingan teknis bagi para terpilih pengirim naskah karya limiah onovasi pembelajaran. Mekanisme penyelenggaraan INOBEL tidak jauh berbeda dengan SEMNAS KEMDIKBUD hanya saja karya yang dikirimkan berbeda substansi. 



DIKLAT PAUD DIKMAS JATENG

Kegiatan Diklat pengelola yang diadakan PP PAUD DIKMAS Provinsi Jawa Tengah ini bekerja sama dengan Forum PLKP se-Jawa Tengah. Kegiatan Diklat diadakan selama 2 hari dengan fasilitas para peserta diklat diasramakan di griya asrama yang telah disediakan PP PAUD DIKMAS. Kegiatan Diklat diisi oleh para pemateri / Master Trainer handal di bidang Satuan Pendidikan Non Formal. Para Master Trainer tersebut merupakan para pegiat pendidikan non formal yang bekerja sama dengan Lembaga Sertifikat Kursus (LSK) dan terbukti kompeten dibidangnya. 












Jumat, 20 Juli 2018

Keluarga Dan Sekolah Harus Ada Sinkronisasi


Koordinasi yang baik antara pihak sekolah dan keluarga menjadi salah satu penentu keberhasilan proses pembelajaran di sekolah dalam mensukseskan program pendidikan yang menjadi agenda pendidikan nasional seperti penguatan pendidikan karakter. Penguatan pendidikan karakter merupakan program pemerintah sebagai upaya menguatkan karakter generasi emas bangsa ini yang dilaksanakan bersama melalui pelibatan sekolah, keluarga, dan masyarakat sebagai tripusat pendidikan.Pelaksanaan penguatan pendidikan karakter tidak hanya pada sekolah formal saja, namun diselenggarakan pada sekolah nonformal dan informal. Pendidikan karakter sebagai landasan yang sangat penting dalam membentuk pribadi anak. Selain di rumah, pendidikan karakter juga perlu ditumbuhkembangkan  di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.Keluarga sebagai peletak dasar pendidikan anak memberikan peranan penting terhadap tumbuhkembang anak serta memberikan pengaruh kuat terhadap kelangsungan pendidikan anak di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Keluarga sebagai pendidikan utama dan pertama anak merupakan awal penguatan pendidikan karakter anak dibangun. Penguatan pendidikan karakter yang diharapkan adalah penguatan pendidikan karakter religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas.Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 30 Tahun 2017 tentang pelibatan keluarga dan satuan pendidikan memberikan rambu – rambu bahwa keluarga dan sekolah harus ada sinkronisasi. Sinkronisasi yang dimaksud disini adalah hubungan erat dan saling mendukung dalam implementasi setiap program pendidikan, khususnya penguatan pendidikan karakter. Penguatan pendidikan karakter sendiri mempunyai dasar hukum yang telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Keluarga dan sekolah harus saling bahu membahu dalam membangun generasi emas bangsa ini agar nantinya menghasilkan tunas bangsa yang dapat menjunjung tinggi derajat dan martabat bangsa.
Keluarga adalah pendidikan yang pertama dan utama, karena berangkat dari keluargalah pola asuh dan pola didik seorang anak terbentuk. Lingkungan keluarga sangat berperan penting dalam membentuk karakter anak maka dari itu pendidikan keluarga sangat penting bagi para orang tua. Pendidikan keluarga bagi orangtua berorientasi untuk memberikan pendidikan dan pengarahan bagi para orangtua kepada para putra putri sehingga mampu mendidik sesuai dengan tingkat perkembangan anak tanpa meninggalkan prinsip - prinsip pendidikan keluarga.Orangtua dalam mendidik putra - putrinya perlu menjalin kemitraan. Kemitraan dalam mendidik anak, orang tua dapat bekerjasama dengan sekolah. Sekolah merupakan pendidikan formal setelah seorang anak memperoleh pendidikan informal yaitu keluarga. Sekolah memfasilitasi orangtua dalam memperkuat pola pengasuhan dan pola didik yang telah dibentuk oleh keluarga sehingga terbentuk anak - anak yang tumbuh kembang sesuai tingkat perkembangan dan usianya.Pertemuan orangtua bersama pihak sekolah adalah agenda penting yang harus diprogramkan sebagai salah satu solusi memecahkan permasalahan yang terjadi antara orangtua dan sekolah dalam berkolaborasi mendidik anak. Pertemuan orangtua bersama guru dapat dilakukan melalui pertemuan rutin maupun melalui media komunikasi. Di era masa kini, orang tua telah difasilitasi media teknologi untuk menggali berbagai informasi bagaimana mendidik anak sesuai dengan prinsip - prinsip pendidikan keluarga. Keluarga sebagai mitra sejati sekolah harus mampu up date dalam mengikuti perkembangan paradigma pendidikan. Pada tahun 2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah membentuk Direktorat baru yaitu Direktorat Pendidikan Keluarga. Hal ini sebagai bukti bahwa pemerintah berperan aktif dalam mendorong kualitas orangtua dalam pola asuh dan pola didik terhadap putra putrinya sehingga tercipta sinergi antara tiga sentral pendidikan yaitu, keluarga, sekolah dan masyarakat. Melalui program pemerintah ini diharapkan terbangun ekosistem pendidikan, yang terdiri atas orang tua, kepala sekolah, guru, komite sekolah, dewan pendidikan, pegiat pendidikan dan masyarakat keseluruhan, yang cerdas dan berkarakter.Pendidikan keluarga pada dasarnya memiliki beberapa aspek yang harus dikaji, diantaranya kebijakan pendidikan keluarga,aspek pengasuhan dan pesikolagi anak, gizi dan kesehatan anak, aspek bagaimana merangsang pendidikan anak, aspek komunikasi orangtua dan anak.Sebagai orangtua modern marilah kita bangun  Keluarga Hebat adalah Keluarga Bersahabat