Minggu, 27 September 2020

MEDIA SI EGUAPI BERBASIS STEM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMUNIKASIKAN PADA SISWA KELAS 1 SD

 



Peningkatan Keterampilan Mengkomunikasikan dan Hasil Belajar Melalui Penggunaan Media Si Eguapi Berbasis STEM Tema Peristwa Alam Kelas I SD Negeri Laweyan Kota Surakarta Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019

 

Anik Twiningsih, M.Pd

anik.twin@gmail.com

SD Negeri Laweyan No.54 Kota Surakarta, anik.twin@gmail.com

 

Penelitian tindakan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kemampuan keterampilan mengkomunikasikan dan hasil belajar siswa dengan penggunaan media alat peraga Si Eguapi berbasis STEM (Sains, Technology, Engineering, Mathematics) pada tema peristiwa alam pembelajaran Tematik Kelas I. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I SD Negeri Laweyan Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2018/2019 sebanyak 25 siswa, terdiri dari 8 siswa laki – laki dan 17 siswa perempuan. Metodologi penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan pola : perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi, revisi. Teknik pengumpulan data menggunakan metode diskusi, observasi, tes, catatan lapangan dan dokumentasi. Dari hasil tindakan didapatkan bahwa hasil belajar dan  kemampuan keterampilan mengkomunikasikan siswa mengalami peningkatan hasil belajar yaitu siklus I (79,60%) dan siklus II (88,44%), kemampuan keterampilan mengkomunikasikan siswa yaitu siklus 1 (81,48%) dan siklus II (89,67%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah melalui penggunaan media pembelajaran alat peraga Si Eguapi (Simulasi Erupsi Gunung Api) Berbasis STEM (Sains, Technology, Engineering, Mathematics) pada tema peristiwa alam Kelas I dapat meningkatkan kemampuan keterampilan mengkomunikasikan dan hasil belajar siswa kelas I SD Negeri Laweyan Kota SurakartaTahun Pelajaran 2018/2019.

Kata Kunci : Media Si Eguapi, STEM (Sains, Technology, Engineering, Mathematics)


UNDUH DISINI 👇👇👇





Sabtu, 26 September 2020

KEGIATAN LAYANAN PAUD INKLUSI POS PAUD EINSTEIN




   






Usia dini merupakan masa yang fundamental dalam kehidupan, karena pada masa ini semua pendidikan yang diberikan akan menjadi dasar bagi kehidupan manusia. Masa usia dini dikenal dengan periode keemasan yang hanya terjadi sekali seumur hidup. Pada masa ini seluruh aspek perkembangannya akan berkembang pesat dan maksimal jika diberikan stimulasi yang tepat. Sekurangnya ada enam aspek dasar perkembangan anak yang harus diberikan stimulasi semenjak usia dini. Apabila tidak diberikan stimulasi, maka anak akan mengalami keterlambatan dalam perkembangannya. Keterlambatan ini dapat mengganggu pada perkembangan anak di tahap selanjutnya. Karenanya penting adanya pemberian stimulasi dan layanan yang dapat mendukung dalam perkembangan kemampuan serta perkembangan anak. Apabila anak mengalami keterlambatan pada masa perkembangannya dan memiliki kebutuhan khusus, diperlukan pemberian layanan yang tepat terhadap perkembangan anak. Anak yang berkembang secara optimal akan menjadi anak yang matang dalam setiap perkembangannya, dan diharapkan akan siap memasuki pendidikan selanjutnya sesuai dengan kematangan usia dan kemampuannya. Pemberian layanan terhadap anak berkebutuhan khusus dapat dilakukan melalui pendidikan inklusi, mendorong semua pihak untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu agar anak-anak dapat memperoleh haknya untuk mendapatkan stimulasi pendidikan, hak bermain dan hak memperoleh perlindungan. Tentunya, pelaksanaan pendidikan inklusif mesti dimulai sejak usia dini yang dapat dilakukan oleh lembaga PAUD.  

Berangkat dari latar belakang diatas program PAUD INKLUSI POS PAUD EINSTEIN sebagai lembaga pendidikan non formal berusaha menjembatani akan kebutuhan layanan pendidikan anak usia dini berkebutuhan khusus sebagai wujud partisipasi dari gerakan pemerintah menuju PAUD sebagai gerakan nasional. Gerakan pemerintah menuju PAUD sebagai gerakan nasional didasari oleh diterbitkannya Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 84 Tahun 2014 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Anak Usia Dini. 

PAUD Inklusi POS PAUD EINSTEIN sebagai lembaga PAUD inklusi berbasis masyarakat dikelola dengan prinsip “dari, oleh, dan untuk masyarakat” berdasarkan  azas  gotong-royong,  kerelaan,  dan  kebersamaan. Dengan  prinsip  pengelolaan  dari,  oleh,  dan  untuk  masyarakat serta  memanfaatkan  potensi  lingkungan PAUD Inklusi POS PAUD EINSTEIN memberdayakan subsidi silang. Subsidi silang disini berarti memberdayakan masyarakat/swasta/pemerintah sebagai mitra dalam pengelolaan dan pengembangan.Dalam penyelenggaraannya PAUD Inklusi bekerja sama dengan orangtua dan masyarakat POS PAUD EINSTEIN pemangku kepentingan di bawah binaan Dinas Pendidikan. Kegiatan lembaga PAUD Inklusi  POS PAUD EINSTEIN berperan mefasilitasi anak usia dini berkebutuhan khusus disambut dengan antusias oleh orangtua dan masyarakat.

Sebagai lembaga pendidikan anak usia dini, PAUD INKLUSI POS PAUD EINSTEIN memiliki visi misi :


Visi

Terwujudnya anak – anak yang cerdas, sehat, ceria dan berakhlak mulia serta      bertaqwa


Misi

Memberikan pengasuhan, layanan, pendidikan bagi anak usia dini secara  inklusif berdasarkan prinsip pendidikan untuk semua (Education for All)

Membentuk karakter  dan berkepribadian serta mandiri

Memahami diri sendiri, orang lain dan lingkungannya

Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap pelayanan PAUD inklusi

Tujuan :

Membentuk anak – anak yang cerdas , berkualitas, dan berkembang sesuai dengan usianya secara inklusif dengan prinsip pendidikan untuk semua (Education for All)


 

Sabtu, 19 September 2020

BIMTEK DARING PENERIMA BANTUAN BOP PAUD ABK KEMDIKBUD , 17 - 20 SEPTEMBER 2020





Bimtek Daring penerima bantuan BOP PAUD ABK Kemdikbud merupakan fasilitas bimbingan teknis bagi lembaga pendidikan anak usia dini penerima Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang telah menyelenggarakan program layanan PAUD Inklusi. PAUD Inklusi disini merupakan layanan pendidikan anak usia dini bagi anak - anak berkebutuhan khusus yang diselenggarakan oleh lembaga satuan pendidikan PAUD dengan menyesuaikan kebutuhan peserta didik PAUD. Sekolah atau lembaga satuan pendidikan PAUD memberikan layanan pendidikan PAUD dengan menyesuaikan kondisi peserta didik. Maka dari itu, untuk mensukseskan program layanan PAUD Inklusi, melalui Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan apresiasi kepada satuan pendidikan PAUD penyelenggara layanan inklusi dengan memberikan bantuan operasional.

Bimtek Daring penerima bantuan BOP PAUD ABK Kemdikbud dilaksanakan mulai tanggal 17 - 20 September 2020 melalui ruang meeting berbaris daring zoom

Berikut rincian kegiatan Bimtek Daring penerima bantuan BOP PAUD ABK Kemdikbud :
Direktorat PAUD Webinar 2 is inviting you to a scheduled Zoom meeting.
Topic: Bimbingan Teknik bagi calon penerima Bantuan PAUD LK dan BOP ABK Tahun 2020
Time:
Hari 1 : 17 Sept 2020 12:00 WIB
Hari 2 : 18 Sept 2020 13:00 WIB
Hari 3 : 19 Sept 2020 13:00 WIB
Hari 4 : 20 Sept 2020 08:30 WIB

Join Zoom Meeting
http://bit.ly/Bimtek-BOP-ABK

Meeting ID: 774 536 xxx
Passcode: zzzz

Tautan presensi :
Absen 17 Sept 2020 : http://bit.ly/Bimtek-BOP-ABK-Absen1
Absen 18 Sept 2020 : http://bit.ly/Bimtek-BOPABK-Absen2
Absen 19 Sept 2020 : http://bit.ly/Bimtek-BOP-ABK-Absen3
Absen 20 Sept 2020 : http://bit.ly/Bimtek-BOP-ABK-Absen4

UNDUH DI SINI 👇👇👇








Sumber terkait :


Rabu, 09 September 2020

Nabung Karya, Antarkan Menjadi Nominasi Peserta Lomba

 



Sudah menjadi agenda tahunan Kemdikbud menghelat berbagai kegiatan perlombaan demi memacu kreasi dan inovasi setiap insan pendidikan Indonesia. Salah satu agenda tahunan itu Lomba Foto dan Artikel Jurnalistik KEMDIKBUD 2020. Alhamdulilah pada tahun ini ada kesempatan bisa mengikuti agenda tahunan bergengsi ini, dan pada akhirnya terpilih sebagai nominasi peserta. Terimakasih kami ucapkan kepada semua yang telah memberikan motivasi kepada kami, Terimakasih kami ucapkan pula kepada Majalah Inspirasi Pendidikan yang telah memberi wahana kepada kami sebagai media publikasi karya kami, yang mengantarkan karya kami sebagai nominasi peserta Lomba Foto dan Artikel Jurnalistik KEMDIKBUD 2020.

Berikut artikel terpilih :


MEMBERDAYAKAN  ETNOMATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK

 

Anik Twiningsih, S.Pd.SD

anik.twin@gmail.com

SDN Laweyan No.54 Kota Surakarta

 

 Inovasi pembelajaran untuk memotivasi dan meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah hal yang sangat penting bagi seorang guru. Pembelajaran matematika yang selama ini dinilai peserta didik adalah salah satu muatan pelajaran yang sulit akan lebih mudah dipelajari dan menarik minat belajar apabila disajikan lebih unik, Salah satunya melalui pendekatan berbasis etnomatematika. Etnomatematika adalah suatu ilmu yang digunakan untuk memahami bagaimana matematika diadaptasi dari sebuah budaya. Keberadaan bentuk matematika dalam budaya lokal saat ini sering diabaikan karena sering dianggap tidak memiliki kontribusi dalam kehidupan modern. Sebaliknya, etnomatematika berkontribusi dalam pengembangan identitas individu serta pengembangan kurikulum sekolah. Etnomatematika menekankan pada faktor sosial budaya dalam proses belajar mengajar dan mengembangkan matematika serta melihat matematika sebagai praktik dan produk budaya. Hasil studi etnomatematika dapat digunakan dalam pembelajaran matematika karena etnomatematika terkait dengan budaya peserta didik dan kehidupan nyata sehingga mereka merasa terhubung dengan konteks yang dipelajari. Selain itu, memungkinkan peserta didik untuk mencapai pengetahuan yang diperlukan.

Etnomatematika memunculkan kearifan budaya sehingga mampu memotivasi peserta didik dalam pembelajaran matematika. Dalam pembelajaran matematika, terdapat beberapa kemampuan yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Diantara kemampuan matematika tersebut adalah kemampuan literasi matematika (E. Fajriyah, 2018). Pembelajaran etnomatematika bertujuan menerapkan pengalaman budaya dan praktik peserta didik, komunitas, dan masyarakat secara individu untuk menjadikan pembelajaran matematika lebih bermakna. Lebih penting lagi, etnomatematika memungkinkan peserta didik untuk memahami bahwa pengetahuan matematika tertanam dalam budaya sosial mereka. Guru perlu mengetahui etnomatematika sebagai inovasi pembelajaran matematika alternatif karena guru memainkan peran penting dalam mengembangkan inovasi pada konten dan praktik matematika di sekolah.

Pembelajaran etnomatematika dalam pelaksanaannya dapat di integrasikan dengan pembelajaran tematik di kelas. Dalam setiap pembelajaran tematik guru bisa menerapkan model pembelajaran berbasis etnomatematika dengan menghubungkan budaya lokal setempat yang dekat dengan lingkungan peserta didik. Tentu saja pembelajaran tematik yang diintegrasikan bersama etnomatematika seyogyanya disesuaikan dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang akan dicapai. Dengan demikian pembelajaran tematik akan lebih bermakna karena selain guru dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai kriteria ketuntasan minimal dilain sisi memupuk peserta didik untuk membentuk karakter serta lebih mengenal budaya lokal yang bisa punah apabila tidak dipelajari.

Pembelajaran etnomatematika selain dapat meningkatkan hasil belajar juga dapat mengembangkan pendidikan karakter yang berbasis kearifan budaya lokal. Peserta didik akan lebih mengenal kekayaan budaya daerah. Kebudayaan daerah perlu digali dan dikembangkan melalui pembelajaran yang menarik, salah satunya melalui pendekatan etnomatematika. Keberhasilan pembelajaran tematik dengan menerapkan pendekatan etnomatematika juga dapat meningkatkan kemampuan literasi matematika peserta didik, sehingga peserta didik selain belajar tentang budaya juga belajar tentang matematika. Intergrasi antara literasi budaya dan literasi matematika akan memberikan dampak positif pada hasil belajar, tidak hanya pada hasil belajar pengetahuan, namun dapat meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mempresentasikan hasil pembelajaran yang telah diperoleh melalui project pembelajaran yang diberikan oleh guru. Dan pada akhirnya peserta didik akan lebih terampil dalam berpikir baik berpikir secara kritis maupun kreatif. Kesimpulannya etnomatematika memberikan dampak positif terhadap pembelajaran tematik karena selain dapat meningkatkan literasi budaya peserta didik juga dapat meningkatkan literasi matematika peserta didik.


Rabu, 01 Juli 2020

WEBINAR "PENGAWAS KEPALA SEKOLAH, GURU SD, PEMERHATI



Secara historis, KKG terbentuk sebagai  hasil dari kesadaran pentingnya mening - katkan  profesionalitas  guru  melalui  kegiatan seminar atau pelatihan yang mengandalkan partisipasi para guru di tingkat  gugus.  Untuk  itu  dibentuk  KKG  yang terdiri  dari  para  guru  di  tingkat  gugus yang berasal dari 1 SD inti dan 4 sampai 7  SD imbas. KKG yang merupakan wadah pembinaan profesional bagi guru sekolah dasar mempunyai tujuan dalam kegiatannya.  Depdiknas  (2008:4)  menyebutkan tujuan KKG sebagai berikut: 1) memperluas wawasan dan pengetahuan guru; 2) memberi  kesempatan  kepada  anggota kelompok  kerja  atau  musyawarah  kerja untuk  berbagi  pengalaman  serta  saling memberikan  bantuan  dan  umpan  balik; 3)  memberi  kesempatan  kepada  anggota kelompok  kerja  atau  musyawarah  kerja untuk  berbagi  pengalaman  serta  saling memberikan bantuan  dan  umpan  balik; 4)  meningkatkan  pengetahuan  dan  keterampilan,  serta  mengadopsi  pendekatan pembaharuan  dalam  pembelajaran  yang lebih  profesional  bagi  peserta  kelompok kerja atau musyawarah kerja; 5) memberdayakan  dan  membantu  anggota  kelompok kerja dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran di sekolah; 6) mengubah budaya  kerja  anggota  kelompok  kerja atau  musyawarah  kerja  (meningkatkan pengetahuan, kompetensi dan kinerja) dan mengembangkan  profesionalisme  guru melalui kegiatan-kegiatan pengembangan profesionalisme  di  tingkat  KKG;  7)  meningkatkan mutu proses pendidikan dan pembelajaran yang tercermin dari peningkatan  hasil  belajar  peserta  didik,  dan  8) meningkatkan  kompetensi  guru  melalui kegiatan-kegiatan di tingkat KKG. Konsekuensi dari jabatan Guru sebagai profesi  diperlukan  suatu  sistem  pembinaan dan pengembangan terhadap profesi guru secara terprogram dan berkelanjutan.

Berdasarkan Permenegpan dan Reformasi Birokrasi No 16 Tahun 2009 yang dimaksud  dengan  Pengembangan  Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan  kompetensi  guru  yang  dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk  meningkatkan  profesionalitasnya. Unsur PKB salah satunya adalah pengembangan diri dengan melaksanakan kegiatan kolektif guru. Kegiatan Kolektif guru adalah  kegiatan  guru  dalam  mengikuti kegiatan  pertemuan  ilmiah  atau  mengikuti  kegiatan  bersama  yang  dilakukan guru dan bertujuan untuk meningkatkan keprofesian guru yang bersangkutan (Kemendikbud,  2013:15).  Salah  satu  wadah kegiatan untuk meningkatkan keprofesian guru  tersebut  adalah  Kelompok  Kerja Guru (KKB). Guru yang sudah terlatih dalam salah satu  mata  pelajaran  (Bahasa  Indonesia, IPA, IPS, Matematika dan mata pelajaran lain)  menjadi  Pemandu  Mata  Pelajaran dalam  gugus  sekolah.  Ketua  KKG  (guru atau kepala sekolah) dipilih oleh para anggota KKG. Program kerja dan jadwal pertemuan  KKG  ditentukan  oleh  para  guru dan  kepala  sekolah.  Fungsi  KKG  antara lain:  tempat  penularan  hasil  penataran, menemukan  dan  memecahkan  masalah kegiatan belajar mengajar, menghasilkan produk  tertentu  seperti  Rencana  jangka  menengah  dan  jangka  panjang,  Satpel, lembar  kerja,  alat  peraga,  penilaian,  dan sebagainya (Soedijarto dkk, 2010:21). Kegiatan KKG perlu dikelola dengan baik  agar  dapat  berjalan  dengan  efektif. Pengelolaan  KKG  mengacu  pada  manajemen  pendidikan.  Penelitian  ini  menggunakan model manajemen KKG (perencanaan,  pengorganisasian,  pelaksanaan, dan melakukan pengendalian). Guru dan kepala  sekolah  juga  terlibat  dalam  ke-giatan  monitoring  yang  bertujuan  untuk  meningkatkan  proses  belajar  mengajar. Tugas guru adalah memonitor kemajuan prestasi peserta didik sebagai umpan balik dalam  merencanakan  kegiatan  yang  sesuai dengan kebutuhan anak.

UNDUH DI SINI👇

MATERI DAN LAPORAN WEBINAR

DOKUMEN LIVE STREAMING

WEBINAR "SASTRA ANAK DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA"



Sastra anak adalah sastra yang berbicara tentang apa saja yang menyangkut masalah kehidupan ini sehingga mampu memberikan informasi dan pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan itu sendiri kepada anak. Buku anak, sastra anak, adalah buku yang menempatkan sudut pandang anak sebagai pusat penceritaan dan sekaligus juga menawarkan sebuah kebenaran yang signifikan yang diekspresikan ke dalam unsur-unsur yang layak dan bahasa yang mengesankan. Genre dapat dipahami sebagai suatu macam atau tipe kesastraan yang memiliki seperangkat karakteristik umum, atau kategori pengelompokan karya sastra yang biasanya berdasarkan style, bentuk, atau isi. Hal itu membawa konsekuensi pemahaman bahwa dalam sebuah genre sastra terdapat sejumlah elemen yang memiliki kesamaan sifat, dan elemenelemen itu menunjukkan perbedaan dengan elernen padagenre yang lain. Walau mengaku sering terjadi ketumpangtindihan, Lukens mengelompokkan genre sastra anak ke dalam enam macam, yaitu realisme, fiksi formula, fantasi, sastra tradisional, puisi, dan nonfiksi dengan masing-masing mempunyai beberapa jenis lagi. Genre drama sengaja tidak dimasukkan karena menurutnya, drama baru lengkap setelah dipertunjukkan dan ditonton, dan bukan semata-mata urusan bahasa sastra . Genre sastra anak yang diusulkan cukup dibedakan ke dalam fiksi, non fiksi, puisi, serta buku bergambar dan komik dengan masing-masing memiliki subgenre. Dasar pembagiannya adalah bentuk'pengungkapan dan isi yang diungkapkan. Sebagaimana Lukens dan dengan argumentasi yang sama, genre drama sementara tidak dimasukkan dalam pembagian genre ini. Dilihat dari waktu kemunculannya, genre fiksi dan puisi dapat dibedakan ke dalam fiksi dan puisi tradisional serta fiksi dan puisi modern .

UNDUH DI SINI 👇


DOKUMEN LIVE STREAMING